Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester I/2020, Adhi Karya (ADHI) Raih Kontrak Baru Rp3,7 Triliun

Berdasarkan tipe pekerjaan, segmen EPC memberikan kontribusi terbesar dalam perolehan kontrak baru Adhi Karya hingga paruh pertama 2020.
Pekerja beraktivitas di proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja beraktivitas di proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Adhi Karya Tbk (ADHI) membukukan nilai kontrak baru yang nyaris  Rp4 triliun pada semester I/2020.

Sekretaris Perusahaan ADHI, Parwanto Noegroho menuturkan, hingga Juni 2020, ADHI mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp3,7 triliun di luar pajak. Realisasi perolehan kontrak baru di bulan Juni 2020 didominasi oleh proyek daerah jaringan irigasi di Kudus, Jawa Tengah yang bernilai Rp161,5 miliar. 

Dilihat dari lini bisnis, perolehan kontrak baru ADHI didominasi dari bisnis Konstruksi & Energi sebesar 90 persen. Sementara itu, sektor properti  menyumbang 9 persen dan sisanya berasal dari lini bisnis lainnya. 

Sedangkan pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek Gedung sebesar 33 persen, jalan dan jembatan sebanyak 5 persen, serta proyek Infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, jalan kereta api, dan proyek-proyek EPC sebesar 62 persen. 

"Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru dari pemerintah menyumbang 70 persen, BUMN sebesar 20 persen, sementara sisanya berasal dari pihak swasta atau lainnya," ujar Parwanto melalui keterangan resmi, Sabtu (15/7/2020).

Sebelumnya, pada 2020, perseroan membidik kontrak baru sebesar Rp35 triliun. Sementara itu, pendapatan dan laba ditargetkan mencapai Rp22,7 triliun dan Rp704 miliar.

Namun, lanjut Parwanto, target tersebut dibuat sebelum adanya pandemi Covid-19. Perseroan menyatakan sedang mengkaji ulang target-target perseroan pada tahun ini, menyesuaikan dengan perkiraan dampak pandemi kepada sektor konstruksi.

Sebelum merevisi target kinerja, perseroan telah lebih dulu melakukan pemangkasan alokasi belanja modal. Perseroan memperkirakan belanja modal akan mencapai Rp1,4 triliun, turun dari proyeksi semula sebesar Rp5,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper