Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan di Balik Moncernya Kinerja Toba Bara

Direktur Keuangan PT Toba Bara Sejahtera Tbk Pandu Sjahrir membeberkan jika kenaikan karena pendapatan tahun ini ditopang oleh segmen listrik.
Toba Bara/tobabara.com
Toba Bara/tobabara.com

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja keuangan PT Toba Bara Sejahtera Tbk. berpotensi mengalami kenaikan seiring transformasi bisnis menjadi perusahaan listrik.

Melalui keterbukaan informasi, emiten berkode saham TOBA itu melansir potensi kenaikan laba bersih antara 51 persen sampai dengan 75 persen. Kenaikan itu terjadi pada periode Mei 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu pada kuartal I/2020, perusahaan yang dirintis Luhut B. Pandjaitan itu juga telah menunjukkan peningkatan kinerja. Pasalnya, laba bersih perseroan naik 218,06 persen dari posisi US$6,09 juta menjadi US$19,37 juta.

Direktur Keuangan PT Toba Bara Sejahtera Tbk Pandu Sjahrir membeberkan jika kenaikan karena pendapatan tahun ini ditopang oleh segmen listrik. Sebagai informasi, TOBA memang tengah dalam transformasi dari produsen batu bara menjadi listrik.

“Saat ini mayoritas pendapatan kami berasal dari pembangkit listrik,” katanya kepada Bisnis pada Rabu (15/7/2020).

Menilik dari hasil laporan keuangan perseroan, segmen pembangkit listrik menyumbang US$78,4 juta atau 46,91 persen dari total pendapatan US$167,1 juta. Sementara itu, pendapatan dari penjualan batu bara US$87,5 juta dan minyak sawit US$1,2 juta.

Adapun laba bersih yang dihasilkan dari segmen pembangkit listrik mencapai US$20 juta sedangkan segmen batu bara US$9,1 juta dan minyak sawit rugi US$1 juta.

Tahun ini, Toba Bara menargetkan kontribusi pendapatan dari segmen pembangkit listrik dapat mencapai 50 persen. Jumlah itu naik dibandingkan kontribusi tahun lalu sebesar 40 persen dan pada 2018 sebesar 9 persen.

TOBA sedang membangun dua proyek PLTU yaitu PLTU Sulbagut-1 di Gorontalo dan PLTU Sulut-3 di Sulawesi Utara, masih berjalan sesuai dengan rencana di tengah sentimen penyebaran virus corona.

Emiten berkode saham TOBA itu menggandeng Shanghai Electric Power Construction Ltd. untuk proyek di Gorontalo dan Sinohydro Corp. Ltd. di Sulut. Total kepemilikan saham perseroan di kedua PLTU mencapai 80 persen dan 90 persen.

Adapun, kedua proyek yang memiliki kapasitas 2x50 MW itu masih dalam konstruksi dan masing-masing ditargetkan rampung pada akhir 2020 dan kuartal II/2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper