Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pencadangan Meningkat, JPMorgan Tertolong Pendapatan Perdagangan Efek di Kuartal II/2020

Rekor pendapatan dari perdagangan efek pada kuartal II/2020 menjadi penopang JPMorgan Chase & Co.'s dalam menahan kerugian akibat peningkatan pencadangan kredit di tengah pandemi Covid-19.
JP Morgan Chase/Reuters-Lucas Jackson
JP Morgan Chase/Reuters-Lucas Jackson

Bisnis.com, JAKARTA – Rekor pendapatan dari perdagangan efek pada kuartal II/2020 menjadi penopang JPMorgan Chase & Co.’s dalam menahan kerugian akibat peningkatan pencadangan kredit di tengah pandemi Covid-19.

Dikutip dari Bloomberg, bank terbesar di Amerika Serikat itu membukukan penurunan laba bersih sebesar 51 persen menjadi US$4,69 miliar. Realisasi laba tersebut tercatat lebih baik dibandingkan proyeksi sebelumnya.

Hal itu terjadi karena perseroan mencatatkan rekor pendapatan dari perdagangan efek. Kontribusi pendapatan tersebut menghindarkan JPMorgan dari penurunan laba lebih besar di tengah meningkatnya pencadangan alokasi pencadangan kredit akibat pandemi Covid-19.

Pendapatan dari perdagangan obligasi meningkat dua kali lipat dari perolehan pada kuartal I/2020, menjadi US$7,3 miliar. Sementara itu, pendapatan dari perdagangan saham meningkat lebih dari 30 persen menjadi US$2,42 miliar.

Secara total, pada kuartal II/2020 pendapatan JPMorgan dari perdagangan efek mencapai US9,72 miliar, meningkat 79 persen dari kuartal I/2020. Peningkatan ini melampaui perkiraan para analis sebelumnya.

Selain itu, JPMorgan juga mengalami kenaikan 91 persen pada komisi investment-banking. Kinerja tersebut, mampu menghindarkan perusahaan dari kerugian yang diakibatkan dari pencadangan kredit sebesar US$10,5 miliar.

CEO JPMorgan Chase & Co Jamie Dimon menyatakan bahwa kinerja pada paruh pertama tahun ini merupakan hasil dari upaya perusahaan untuk bertahan di tengah pandemi Covid-19.

“Kami memiliki neraca yang kuat sehingga kami bisa bertahan di tengah badai. Dengan begitu kami akan tetap melayani para pemegang saham dengan memberikan dividen, kecuali situasi ekonomi memburuk dan memberi dampak material dan signifikan,” katanya dikutip dari Bloomberg, Selasa (14/7/2020).

JPMorgan menjadi satu-satunya bank besar di Wall Street yang tidak mengalami kerugian pada krisi finasial yang lampau. Kali ini, diperkirakan hal yang sama akan terjadi.

Berdasarkan estimasi analis yang dihimpun Bloomberg, pendapatan empat bank besar di Amerika Serikat diperkirakan akan turun hingga mencapai level terendah dalam lebih dari satu dekade terakhir.

Meski mampu mengalahkan ekspektasi para analis, neraca keuangan JPMorgan mengalami tekanan yang lebih besar dibandingkan kuartal I/2020. Hal itu terlihat dari kenaikan net charge-offs atau kredit jatuh tempo yang diperkirakan tidak akan pulih sebesar 6 persen menjadi US$1,56 miliar.

Gagal bayar kredit diperkirakan akan mulai meningkat pada paruh kedua tahun ini. Hal itu diperkirakan terjadi seiring dengan mulai berakhirnya program penangguhan kredit dan stimulus dari pemerintah.

Sepanjang periode tersebut, pendapatan dari seluruh lini bisnis JPMorgan mengalami peningkatan, terkecuali unit bisnis konsumer. Lini bisnis konsumer mengalami rugi sebesar US$176 juta karena peningkatan biaya kredit dan penurunan penyaluran kredit.

Sementara itu pendapatan bunga bersih JPMorgan turun 4 persen pada kuartal II/2020 menjadi US$13,9 miliar. Hal ini terjadi karena penurunan bunga pinjaman meski secara total penyaluran kredit meningkat 2 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper