Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Digital Mediatama Maxima (DMMX) Direkomendasikan Beli, Apa Alasannya?

SCCM memproyeksikan laba emiten bersandi DMMX tersebut bakal terus bertumbuh seiring ekspansi perseroan dalam menambah layarnya.
Direktur Utama Digital Mediatama Maxima Budiasto Kusuma menyerahkan cindera mata kepada Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi setelah resmi mencatatkan saham perseroan dengan kode DMMX di Mainhall BEI, Senin (21/10/2019). - Bisnis/Dwi Nicken Tari
Direktur Utama Digital Mediatama Maxima Budiasto Kusuma menyerahkan cindera mata kepada Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi setelah resmi mencatatkan saham perseroan dengan kode DMMX di Mainhall BEI, Senin (21/10/2019). - Bisnis/Dwi Nicken Tari

Bisnis.com, JAKARTA — Soochow CSSD Capital Markets (SCCM) merekomendasikan “beli” bagi saham emiten insfrastruktur digital PT Digital Mediatama Maxima Tbk. seiring dengan potensi pertumbuhan laba perseroan di tahun-tahun mendatang.

SCCM memproyeksikan laba emiten bersandi DMMX tersebut bakal terus bertumbuh seiring ekspansi perseroan dalam menambah layarnya. Seperti diketahui, DMMX berencana meluncurkan setidaknya 10.000 layar dalam 2-3 tahun ke depan, sesuai dengan inisiatif baru mereka yakni Smart Detection Solution. 

Soochow CSSD Capital Markets menilai, setiap 1.000 pemasangan layar baru bakal mengerek laba bersih perseroan untuk tahun finansial 2020 hingga 2022 mendatang sebesar 3,6 persen—6,6 persen. 

“Sehingga kami tetap merekomendasikan ‘beli’ dengan target price Rp290 per saham,” tulis analis SCCM Soh Lin Sin dalam risetnya, seperti dikutip Bisnis, Selasa (14/7/2020). 

Dia menjelaskan, DMMX bakal mendapatkan dampak positif dari pandemi Covid-19. Pasalnya, solusi Smart Detection Solution yang mereka tawarkan merupakan infrastrukutur yang membantu ritel dan kantor untuk mengatasi pandemi Covid-19. 

Smart Detection Solution sendiri merupakan perangkat yang dilengkapi dengan teknologi pengenalan wajah dan AI untuk penyaringan suhu dan pengenalan masker, sehingga akan banyak digunakan dalam kondisi pandemi. 

Paket solusi tersebut menerapkan sistem biaya berlangganan bulanan yang berkisar antara Rp500.000 hingga Rp2 juta per layar, tergantung pada fitur yang termasuk dalam paket, dengan masa berlaku 12-24 bulan.

Di antara penyedia infrastruktur sejenis, DMMX membedakan dirinya dengan mengintegrasikan solusi dengan perangkat lunak manajemen pengunjung, memungkinkan otomatisasi dan perampingan proses kontrol pengunjung, sehingga meningkatkan efisiensi waktu dan biaya.  

“Itu juga bisa memasangkan solusi dengan sistem pemasaran digitalnya, sehingga klien ritelnya juga bisa mendorong konten pemasaran mereka ke pelanggan di Smart Detection points,” imbuh Soh Lin Sin.

Dia menambahkan, meskipun nantinya ketakutan akan Covid-19 akan mereda, klien-klien yang didapatkan DMMX selama masa pandemi tidak akan hilang begitu saja. Perseroan diproyeksikan akan dapat mengonversi layarnya untuk segmen iklan digital.

Di sisi lain, untuk segmen ini DMMX juga diketahui telah meneken kontrak dengan sejumlah pihak termasuk Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan meluncurkan uji coba di beberapa kantor dan outlet ritel.  

SCCM berharap DMMX bakal merampungkan kesepakatannya dengan jaringan restoran internasional KFC untuk kontrak di seluruh outlet di Tanah Air. Selain itu, DMMX dalam masa penjajakan dengan dua calon mitra baru, satu jaringan restoran lain dan satu pihak pemerintah.

Dengan asumsi biaya berlangganan bulanan rata-rata Rp1.250 per layar dan margin laba kotor 85 persen, Soh Lin Sin menyebutkan penggunaan 1.000 layar di FY20 selama 5 bulan penggunaan dapat meningkatkan proyeksi laba bersih DMMX tahun ini sebesar 6,6 persen. 

Sementara untuk proyeksi tahun berikutnya, dia memproyeksikan laba bersih DMMX dapat bertumbuh sebesar 5,3 persen pada 2021 dan 3,6 persen untuk 2022. Namun, angka tersebut belum ditambah potensi pemasukan lain dari inisiatif baru perseroan. 

“Kami percaya bahwa DMMX dapat mendanai inisiatif baru dengan capex sekitar Rp120 miliar untuk 10.000 layar dan rencana ekspansi yang ada secara internal, mengingat bisnis penghasil uang yang kuat dan posisi kas bersih saat ini sebesar Rp303,76 miliar,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper