Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Direksi Lego Saham, Investor Asing Malah Borong BCA (BBCA)

Saham BBCA menjadi incaran asing dengan masuk daftar top net foreign buy pada sesi Senin (13/7/2020). Nilai net buy investor asing di pasar reguler, tunai, dan negosiasi mencapai Rp16,00 miliar.
Nasabah melakukan transaksi lewat mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (28/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Nasabah melakukan transaksi lewat mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (28/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com,JAKARTA— Saham PT Bank Central Asia Tbk. menjadi salah satu incaran investor asing pada sesi perdagangan hari ini, Senin (13/7/2020). 

Bank Central Asia (BCA) memang harus puas parkir di zona merah dengan terkoreksi 0,40 persen atau 125 poin ke level Rp30.875 akhir sesi Senin (13/7/2020). Namun, dalam sepekan terakhir, penguatan perbankan milik Grup Djarum sebesar 4,04 persen mengungguli perbankan big caps lainnya.

Emiten berkode saham BBCA itu juga menjadi incaran asing dengan masuk daftar top net foreign buy sesi Senin (13/7/2020). Nilai net buy investor asing di pasar reguler, tunai, dan negosiasi senilai Rp16,00 miliar.

Dalam sebulan terakhir, investor asing tengah mengakumulasi kepemilikannya di BBCA. Tercatat, nilai net buy investor asing Rp986,87 selama satu bulan.

Aksi borong yang dilakukan asing juga telah berimbas positif kepada saham BBCA yang naik 14,14 persen dalam sebulan terakhir. Level resistance sempat menyentuh Rp31.325 sepanjang periode tersebut.

Dalam riset yang dipublikasikan melalui Bloomberg, Analis PT NH Korindo Sekuritas Indonesia (NHKSI) Arief Machrus merekomendasikan hold dengan target harga Rp30.100 untuk BBCA dalam 12 bulan ke depan. Ada beberapa poin yang disorot terkait kekuatan posisi keuangan perseroan khususnya kesiapan menghadapi pandemi Covid-19.

NHKSI menyebut BBCA dengan dukungan neraca keuangan dan current account and saving account (CASA) yang terjaga layak mendapatkan valuasi lebih tinggi. Sementara itu, capital adequacy ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal bertengger di 22,5 persen.

“Ini menunjukkan bahwa BBCA memiliki modal yang sangat baik untuk menghadapi pandemi,” jelasnya dalam laporan riset.

Arief menyebut fundamental BBCA juga memungkinkan perseroan untuk melanjutkan rencana ekspansi. Langkah itu seperti akuisisi Bank Royal Indonesia dan Rabobank.

Berdasarkan konsensus Bloomberg, 24 dari 34 analis yang mengulas saham BBCA masih merekomendasikan beli saham perseroan. Sisanya, sembilan merekomendasikan hold dan dua merekomendasi jual.Adapun, target harga saham berada di level Rp30.150 dalam dua belas bulan ke depan.


Akhir pekan lalu, Corporate Secretary Bank Central Asia Raymon Yonarto menyampaikan laporan kepemilikan saham sejumlah direksi pada awal Juli 2020 melalui laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari situ, terungkap sejumlah jajaran direksi melakukan penjualan saham perseroan dengan harga kisaran Rp29.000—Rp31.000.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja misalnya, menjual sebanyak 25.000 lembar dengan harga penjualan Rp31.125 per saham. Transaksi itu dilakukan pada 10 Juli 2020 dengan status kepemilikan saham langsung. Jahja juga melepas 25.000 saham lagi pada 10 Juli 2020 namun dengan harga yang berbeda yakni Rp31.100 per lembar.

Sehari sebelumnya atau 9 Juli 2020, dia juga telah melepas 50.000 lembar saham emiten bersandi BBCA tersebut. Harga penjualan senilai Rp31.050 per lembar dengan status kepemilikan langsung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper