Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Tembus 5.000, Analis Ungkap Katalis IHSG Masih Terbatas

Indeks harga saham gabungan menguat 1,30 persen ke level 5.051,920 pada akhir sesi pertama Rabu (8/7/2020).
Pengunjung memotret layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/7/2020). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung memotret layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/7/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perbankan berkapitalisasi jumbo melesat berkat sentimen kesepakatan burden sharing antara pemerintah dan bank sentral. Penguatan harga itu turut menjadi motor laju indeks harga saham gabungan (IHSG) yang masih minim katalis positif.

Indeks harga saham gabungan menguat 1,30 persen ke level 5.051,920 pada akhir sesi pertama Rabu (8/7/2020). Investor asing memborong saham dalam negeri dengan nilai net buy senilai Rp161,26 miliar.

Pergerakan harga saham bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kompak menguat hingga akhir perdagangan sesi pertama Rabu (8/7/2020). PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) memimpin dengan kenaikan 7,76 persen ke level Rp1.320.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mengekor di urutan kedua dengan naik 4,62 persen ke level Rp3.170. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mengikuti di urutan ketiga dengan penguatan 3,96 persen menuju Rp5.250.

Adapun, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang menguat 3,26 persen ke Rp4.750.

Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turut mendorong IHSG dengan penguatan 2,67 persen ke level Rp30.750. Emiten berkapitalisasi pasar Rp758,14 triliun diborong asing dengan net buy Rp103,47 miliar.

Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali mengatakan salah satu pendorong laju saham perbankan yakni skema burden sharing yang disepakati oleh pemerintah dan Bank Indonesia (BI). Kebijakan itu menurutnya akan membuat likuiditas perbankan membaik.

“Dengan adanya burden sharing, artinya akan ada dana di level pemerintahan, jadi akan ada trickle down effect yang bisa berdampak ke sektor riil. Sedangkan kondisi sekarang perbankan takut apabila kredit tidak bisa terbayarkan. Dengan adanya trickle down effect dari stimulus tersebut, salah satunya peningkatan daya pembayaran kredit juga terangkat,” jelasnya saat dihubungi Rabu (8/7/2020).

Kendati demikian, Frederik melihat peningkatan hanya bersifat sementara. Artinya, kenaikan IHSG lebih dipengaruhi sentimen positif sektor perbankan.

Sementara itu, dia menyebut katalis peningkatan IHSG masih cukup terbatas. Indeks malah mengalami reli di tengah kasus Covid-19 baik di domestik maupun global yang terus meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper