Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laju IHSG Diprediksi Bakal Tersengat Sentimen Data Cadev dan Pemulihan Ekonomi Global

Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran 4.963-5.023 pada perdagangan hari ini, Rabu (8/7/2020).
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak bervariatif dan diperdagangkan di rentang 4.963-5.023 pada perdagangan hari ini, Rabu (8/7/2020). 

Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup melemah 1 poin atau 0,04 persen ke posisi 4.987. Sektor properti, barang konsumsi dan industri dasar memimpin pelemahan.

Menurut Pilamas sekuritas, pergerakan indeks pada hari ini, akan dipengaruhi oleh sentimen di dalam dan luar negeri.  

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) merilis cadangan devisa pada akhir bulan lalu sebesar US$131,7 miliar atau lebih besar dari US$130,5 miliar pada Mei 2020. Bank Indonesia mengungkapkan peningkatan cadangan devisa pada Juni 2020 terutama dipengaruhi oleh penerbitan sukuk global pemerintah. 

"Tentu hal tersebut baik apa adanya, setidaknya memberikan ketenangan bahwa ada peningkatan cadangan devisa meskipun dari utang," tulis sekuritas dalam publikasi riset, Rabu (8/7/2020). 

Dari luar negeri, Bank Sentral Australia menyampaikan kekhawatiran pada prospek rumah tangga dan bisnis. Perekonomian Negeri Kanguru mendapatkan guncangan akibat pandemi virus corona yang membuat prospek pemulihan menjadi terhambat. 

Kabar dari Malaysia, Bank Sentral Malaysia akhirnya memangkas kembali tingkat suku bunga acuan sebanyak 25 bps, yang membuatnya berada di rekor terendah. 

Sebelumnya kepala statistik Malaysia, Mohd Uzir Mahidin telah memberikan peringatan bahwa perekonomian Malaysia sedang menuju resesi. Pemerintah telah memberikan 295 miliar ringgit atau US$69 miliar sebagai bentuk stimulus untuk mendorong perekonomian menjadi lebih baik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper