Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krakatau Steel (KRAS) Usul Skema Dana Talangan untuk Modal Kerja Rp3 Triliun

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan penempatan giro account SPV kemudian dijadikan jaminan trade facility untuk membeli bahan baku dan lalu memberikan relaksasi pembayaran kepada pelanggan.
 Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) berjalan bersama Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020). / ANTARA - Indrianto Eko Suwarso
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) berjalan bersama Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020). / ANTARA - Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten baja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) mengusulkan skema dana talangan untuk modal kerja sebesar Rp3 triliun oleh pemerintah dengan menempatkan pada giro account Special Purpose Vehicle (SPV).

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan penempatan giro account SPV kemudian dijadikan jaminan trade facility untuk membeli bahan baku dan lalu memberikan relaksasi pembayaran kepada pelanggan.

“Kalau sekarang mereka pesan tidak pakai LC (letter of credit), kita sendiri tidak bisa mendapatkan bahan baku. Jadi kait, mengkait,” ungkap Silmy dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI, Rabu (8/7/2020).

Walhasil, dana yang dibutuhkan perseroan kemudian akan digunakan untuk memperoleh bahan baku yang akan dipasok kepada pelanggan perseroan yang utamanya adalah industri hilir baja dan industri pengguna baja.

Di sisi lain, dampak ekonomi total dana talangan kepada perseroan diproyeksikan akan menyumbangkan pajak kepada negara sebesar Rp103 miliar per tahun, dan nilai tambah Rp14 triliun per tahun, serta penyerapan tenaga kerja hingga 69 ribu orang per tahun.

Adapun, dampak dana talangan terhadap perekonomian hingga 10 tahun ke depan adalah output ekonomi sebesar Rp318 triliun, nilai tambah Rp154 triliun dan penghasilan sebesar Rp40 triliun.

“Kemudian kalau kita bicara kontribusi langsung, tentunya disini ada hal-hal yang kaitannya dengan operasional Krakatau Steel sendiri. Ini adalah supply chain, bukan hanya sebagai industri hilir atau industri pengguna baja tetapi juga ada transportasi, logistik dan lain sebagainya sampai turunannya,” ungkap Silmy.

Sebagai gambaran, untuk pertama kalinya dalam 8 tahun terakhir, emiten pelat merah tersebut akhirnya membukukan laba bersih sebesar US$74,1 juta atau Rp1,07 triliun (asumsi US$1=Rp14.419) pada kuartal I/2020.

Menurut Silmy, hal tersebut terutama disumbangkan dari penghematan yang dilakukan dan terjadinya penurunan signifikan dari semula belanja operasional sebesar US$33 juta per bulan menjadi sekitar saat ini US$15 juta per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper