Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham Telkom (TLKM) Setelah Buka Akses Netflix

Pada Rabu (8/7/2020), saham Telkom kembali ditutup menguat 0,96 persen atau 30 poin ke level Rp3.150, setelah bergerak di rentang Rp3.110 - Rp3.160.
Pendar cahaya dari lampu gedung Telkom Landmark Tower, kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan./tlt.co.id
Pendar cahaya dari lampu gedung Telkom Landmark Tower, kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan./tlt.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Langkah PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. membuka blokir akses terhadap layanan video on demand (VOD) Netflix memberikan sentimen positif terhadap harga sahamnya.

Pasalnya, pembukaan akses Netflix dinilai bakal banyak menguntungkan emiten telekomunikasi BUMN tersebut terhadap kinerjanya.

Seperti diketahui, setelah menutup akses Netflix selama 4 tahun terakhir, akhirnya Telkom membuka blokirnya secara bertahap per Selasa (7/7/2020) sehingga pelanggan Telkomsel, Indihome, dan wifi.id kini dapat menikmati konten VOD asal Amerika Serikat itu.

Pada Selasa (7/7/2020), saham Telekomunikasi Indonesia alias TLKM menjadi yang paling banyak dibeli asing dengan net foreign buy Rp147,2 miliar.

Pada penutupan perdagangan, saham TLKM menguat 2,3 persen atau 70 poin menjadi Rp3.120, setelah bergerak di rentang Rp3.050 - Rp3.120. Artinya, saham TLKM ditutup di level tertingginya.

Total transaksi saham Telkom mencapai Rp523,07 miliar dengan frekuensi 16.849 kali transaksi. Kapitalisasi pasarnya sejumlah Rp309,07 triliun.

Saham Telkom yang cenderung menanjak pada jelang sesi I dan sesi II berakhir terjadi seiring dengan pengumuman Grup Telkom membuka kembali layanan Netflix.

Pada Rabu (8/7/2020), saham Telkom kembali ditutup menguat 0,96 persen atau 30 poin ke level Rp3.150, setelah bergerak di rentang Rp3.110 - Rp3.160.

Analis Kresna Sekuritas Etta Rusdiana Putra mengatakan rekomendasi “beli” untuk TLKM dengan harga wajar Rp4.950 per saham, naik 58,7 persen. Pasalnya, kemitraan baru Telkom Group dengan Netflix dinilai bakal menghasilkan dampak psoitif untuk perusahaan pelat merah tersebut.

“Kami mempertahankan target EV/EBITDA kami menjadi 6,3x (+0,5 stdev), sehingga nilai wajarnya adalah Rp4.950," paparnya.

Etta mengatakan keputusan kerja sama bakal menguntungkan kedua pihak, mengingat Telkom Group merupakan operator telekomunikasi terbesar di Indonesia dan Netflix adalah penyedia layanan streaming terbesar yang beroperasi di Tanah Air.

“Namun, kami menilai Telkom bakal mendapatkan manfaat lebih banyak dari keputusan ini,” ujarnya.

Etta mengatakan Telkom dapat mengumpulkan pendapatan dari bisnis enterprise misalnya dengan kolokasi server serta biaya bandwith yang mana jaringan lokal dibandingkan dengan jaringan internasional.

Sementara dari sisi pelanggan, juga akan mendapatkan insentif untuk berlangganan layanan fixed broadband Telkom yakni Indihome, mengingat Netflix memiliki fitur unduhan untuk menikmati kontennya, yang dinilai lebih murah dibandingkan streaming langsung.

Di sisi lain, Telkom memiliki peluang untuk mengembangkan produk baru termasuk paket keluarga, sejalan dengan paket-paket yang telah dimiliki Netflix seperti paket khusus ponsel, paket basic, serta paket premium.

“Berdasarkan pengalaman kami, pengalaman menonton Netflix paling optimal adalah melalui layar besar (tv) sedangkan Telkom Group belum memasukan aplikasi Netflix ke dalam set-top box mereka,” tutur Etta.

Menurutnya, kebutuhan masyarakat untuk menonton melalui layar besar akan meningkat, apalagi dalam beberapa waktu belakangan, harga televisi pintar (Smart TV) Android semakin terjangkau.

“Kemitraan baru bakal membuka peluang untuk menjual paket bundling baru, yang bisa lebih murah daripada membelinya secara terpisah,” imbuh Etta.

Dia mencontohkan saat ini Indihome memiliki paket Streamix dengan harga Rp320.000 per bulan untuk kecepatan internet 10 Mbps dan 92 saluran tv. Paket tersebut dapat dimodifikasi menjadi paket bundling dengan layanan Netflix.

Selain itu, dia menuturkan paket-paket serupa, termasuk paket keluarga, telah banyak diadopsi di pasar global, seperti Maxis asal Malaysia yang menawarkan layanan fiber optic, layanan seluler, dan perangkat gratis.

“Kami melihat cepat atau lambat ini dapat diterapkan di Indonesia, terutama setelah konsolidasi post-network,” tukasnya.

Sementara itu, Credit Suisse menargetkan harga saham Telkom dapat mencapai Rp4.750. Akselerasi bisnis seluler dari Telkomsel dan fixed broadband diharapkan menopang kinerja perseroan pada semester II/2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper