Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diadang Pandemi, Tiga Emiten Kebut Penyelesaian Proyek Pembangkit Listrik

Pandemi virus corona (Covid-19) diakui telah berdampak pada progres pekerjaan proyek pembangkit listrik. Emiten tetap mengejar target penyelesaian sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Pekerja berkomunikasi dengan operator alat berat pada proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Extension 1x315 MW di Desa Lontar, Tangerang, Banten, Jumat (29/3/2019)./ANTARA-Muhammad Iqbal
Pekerja berkomunikasi dengan operator alat berat pada proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Extension 1x315 MW di Desa Lontar, Tangerang, Banten, Jumat (29/3/2019)./ANTARA-Muhammad Iqbal

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten pertambangan batu bara terus memacu ekspansi di lini bisnis pembangkit listrik sebagai salah satu upaya diversifikasi usaha. Meski diterpa sentimen pandemi Covid-19, emiten terus mengejar penyelesaian proyek agar sesuai target.

Corporate Secretary PT United Tractors Tbk. Sara K. Loebis mengaku pandemi Covid-19 telah mempengaruhi progres pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 4 milik perseroan.

Dia menjelaskan sentimen itu mempengaruhi sistem pergantian tenaga kerja dan laju keluar masuk logistik dari proyek itu. Pasalnya, pergantian tenaga kerja membutuhkan waktu dua minggu tambahan sebagai periode karantina sebelum masuk ke area proyek.

“Protokol pandemi mempengaruhi proses di lapangan, tapi rencana penyelesaian proyek akan tetap di 2021,” ujar Sara kepada Bisnis, Senin (6/7/2020).

Emiten berkode saham UNTR itu pun masih akan fokus terhadap penyelesaian PLTU Jawa 4 dan belum memiliki rencana pembangunan PLTU lainnya dalam waktu dekat. Adapun, per 31 Mei 2020 progres pembangunan PLTU Jawa 4 sudah mencapai 93 persen.

Untuk diketahui, PLTU Jawa 4 (Tanjung Jati B Unit 5 dan 6) berlokasi di Kabupaten Jepara, Jawa Tengan yang akan berdaya 2x1.000 megawatt (MW) dengan total investasi mencapai US$4,2 miliar.

Proyek PLTU Jawa 4 itu dibangun dan dioperasikan oleh PT Bhumi Jati Power (BJP). Adapun, BJP merupakan perusahaan patungan antara Sumitomo Corporation Group dengan kepemilikan 50 persen, The Kansai Electric Power Co. Inc. Group 25 persen, dan perseroan sebesar 25 persen. Proyek ini nantinya akan membutuhkan batu bara sebesar 7 juta ton, dengan sekitar 2 juta ton berasal dari produksi perseroan.

Di lain pihak, Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk. Apollonius Andwie C. juga mengaku terdapat kendala pengembangan dari proyek PLTU Sumsel-8 yang tengah digarap perseroan.

“Namun, saat ini akselerasi penyelesaian proyek terus dilakukan sehingga target commercial operation date (COD) tetap direncanakan dapat direalisasikan pada Kuartal I/2022 mendatang,” ujar Apollonius kepada Bisnis, Senin (6/7/2020).

Menurut Apollonius, hingga Juni 2020 progres pembangunan PLTU Sumsel-8 sudah mencapai 40 persen. Untuk diketahui, PLTU itu memiliki kapasitas 2 x 620 MW.

Untuk menggarap proyek tersebut, emiten berkode saham PTBA itu menggandeng China Huadian Hongkong Company Ltd., dan membuat perusahaan konsorsium PT Huadian Bukit Asam Power. Perseroan memiliki porsi kepemilikan saham di konsorsium tersebut sebesar 45 persen.

Apollonius mengatakan bahwa perseroan akan terus melanjutkan ekspansi di bisnis pembangkit listrik dan tengah menjajaki peluang pembangunan proyek baik menggunakan tenaga batu bara maupun dengan energi terbarukan.

Senada, Corporate Secretary PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. Susan Chandra mengatakan bahwa sembari mengejar penyelesaian proyek power plant yang tengah digarap, perseroan siap melanjutkan ekspansi lainnya di lini bisnis pembangkit listrik.

“Ke depan perseroan akan tetap fokus untuk menjalankan proyek energi, tetapi termasuk juga mengkaji peluang di bisnis energi terbarukan,” ujar Susan kepada Bisnis.

Susan menjelaskan, saat ini perseroan memiliki dua proyek pembangunan Independent Power Producer (IPP) PLTU yaitu, Kalteng-1 berkapasitas dan Kalteng-3 berkapasitas 2 x 100 MW yang tengah dikebut untuk dirampungkan tahun ini.

Per 31 Desember 2019, progres pembangunan IPP Kalteng-1 sudah mencapai 98 persen. Dari total alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan tahun ini senilai US$160 juta, sebagian besar digunakan untuk pembangunan IPP Kalteng-1.

Selain itu, untuk proyek IPP Kalteng-3 saat ini sudah dalam tahap penyelesaian pembangunan dan menuju tahap persiapan operasi.

Untuk diketahui, selain dua proyek PLTU tersebut, emiten bersandi DSSA itu telah memiliki dua proyek pembangkit listrik lainnya yaitu IPP PLTU Sumsel-5 berkapasitas 2X150 MW yang telah beroperasi pada Desember 2016 dan IPP PLTU Kendari-3 berkapasitas 2X50 MW yang telah beroperasi pada Oktober 2019.

Pasokan batu bara yang dibutuhkan oleh seluruh PLTU milik perseroan akan berasal dari kombinasi pihak internal dan eksternal.

Kebutuhan batu bara terbesar dimiliki oleh IPP PLTU Sumsel-5, yaitu sekitar 2 juta ton per tahun sedangkan IPP PLTU Kalteng-1 butuh sekitar 1,5 juta ton per tahun, dan IPP PLTU Kendari-3 sekitar 500.000 ton per tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper