Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbankan India Borong Obligasi, Bank Sentral Perlu Siapkan Insentif  

Kenaikan kepemilikan ini juga didorong oleh harapan bahwa bank sentral India, Reserve Bank of India, telah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk menyerap surat-surat utang tersebut.
Logo Reserve Bank of India di depan kantor pusat sentral di Mumbai, India./Bloomberg
Logo Reserve Bank of India di depan kantor pusat sentral di Mumbai, India./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bank-bank di India menyerbu pasar obligasi setempat seiring dengan ekspektasi bank sentral India akan menyerap utang dalam jumlah besar.

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (6/7/2020), bank di India telah menaikkan tingkat kepemilikan terhadap obligasi pemerintah hingga 41,4 triliun Rupee atau US$555 miliar. Hal ini dilakukan setelah pemerintah India merencanakan penerbitan obligasi sebesar 12 triliun Rupee.

Kenaikan kepemilikan ini juga didorong oleh harapan bahwa bank sentral India, Reserve Bank of India, telah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk menyerap surat-surat utang tersebut.

“Ada likuiditas yang menggantung karena tingkat bunga deposito yang stabil dan permintaan kredit yang minim. Kontraksi Rupee sebesar 4,8 persen juga menurunkan tingkat carry-trade obligasi India bagi investor asing,” ujar SVP DCB Bank, Anoop Verma.

Surplus kas di sektor ini menjadikan perbankan India sebagai tuan rumah di negara sendiri disaat para investor asing beramai-ramai menjual obligasinya selama empat bulan berturut-turut. Dengan pelebaran anggaran yang berada di depan mata, dukungan konstan pada pasar obligasi menjadi amat vital bagi rencana penerbitan yang dicanangkan pemerintah India.

Dengan likuiditas yang mencapai 6,6 triliun Rupee dan permintaan kredit yang minim, obligasi pemerintah merupakan instrumen yang menarik bagi pasar lokal. Hal ini terutama setelah kebijakan agresif bank sentral India dalam pemangkasan suku bunganya.

Data bank sentral India menyebutkan, dalam periode 31 Maret hingga 19 Juni, tingkat kepemilikan obligasi pemerintah dari sektor perbankan India telah naik 13 persen. Hal ini turut menekan tingkat imbal hasil obligasi seri benchmark India yakni 2029 sebanyak 15 basis poin pada kuartal II/2020.

Kendati demikian, dengan kepemilikan lokal yang kian tinggi, bank sentral India dinilai perlu menambahkan insentif. Salah satu stimulus yang dinilai menarik adalah  memperbolehkan perbankan menahan lebih banyak obligasi pada kategori held-to-maturity (HTM) guna menjaganya dari perubahan harga dalam jangka pendek.

Saat ini, bank dapat mengalokasikan 25 persen investasinya pada kategori HTM, dan hingga 19,5 persen diantaranya dapat berbentuk obligasi pemerintah. Menurut ICICI Securities Primary Dealership Ltd., kenaikan HTM sebesar 1 persen dapat menambah dana hingga 1,4 triliun Rupee dari sektor perbankan.

“Bank sentral di seluruh dunia telah berupaya sekuat tenaga untuk memangkas suku bunga untuk mendorong pertumbuhan. Hal ini juga perlu dilakukan bank sentral India dengan meningkatkan kategori HTM agar bank-bank India dapat terus membeli obligasi pemerintah,” jelas Head of FX and Rates di Edelweiss Securities Pvt., Sajal Gupta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper