Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Tunggu Perkembangan Covid-19, Bursa Asia Dibuka Variatif

Indeks saham Korea Selatan dan Jepang naik sedangkan bursa saham Australia turun. Pasar saham Asia bergerak variatif di tengah jumlah kasus infeksi virus corona (Covid-19) yang sudah menembus angka 11 juta.
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia dibuka bervariasi seiring dengan harapan investor terhadap dukungan kebijakan ekonomi untuk melawan lonjakan kasus positif pandemi virus corona.

Dilansir dari Bloomberg, Senin (6/7/2020), bursa Kospi Korea Selatan dibuka menguat sebesar 0,6 persen. Tren ini juga diikuti oleh bursa Topix Jepang yang naik 0,3 persen.

Sementara itu, indeks S&P/ASX200 membuka perdagangan hari ini dengan terkoreksi 0,2 persen. Adapun indeks berjangka S&P 500 naik 0,2 persen hingga pukul 09.03 waktu Tokyo, jepang.

Sentimen yang mempengaruhi perdagangan hari ini adalah pemulihan ekonomi yang terancam karena kenaikan jumlah kasus positif pandemi virus corona. World Health Organization (WHO) melaporkan jumlah kasus positif tertinggi dalam sehari terjadi pada pekan lalu seiring dengan angka infeksi pandemi ini mencapai 11,3 juta secara global.

Goldman Sachs Group memperkirakan kontraksi perekonomian Amerika Serikat akan kan melebar pada tahun ini. Mereka juga menyatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ini tidak akan sekuat ekspektasi awal. Adapun pasar modal dunia saat ini telah naik 40 persen dari titik terendahnya pada Maret lalu.   

Head of Investment Strategy di AMP Capital Investors Ltd., Shane Oliver menyatakan, pemulihan ekonomi dunia akan berjalan lebih lambat dibandingkan proyeksi sebelumnya yang menyatakan rebound ekonomi akan membentuk pola deep V.

Selain itu, kekhawatiran akan munculnya gelombang kedua lonjakan kasus positif virus corona juga akan berdampak pada keyakinan konsumen.

"Perkembangan terbaru dari pandemi virus corona dan tekanan dari sistem medis akan terus menjadi perhatian investor, terutama di Amerika Serikat," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper