Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Tenaga Kerja di Atas Ekspektasi, Wall Street Ditutup Menguat

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,36 persen atau 92,39 poin ke 25.827,36.
Wall Street./Bloomberg
Wall Street./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat berakhir menguat pada perdagangan Kamis (2/7/2020) menyusul lonjakan data tenaga kerja yang mengimbangi berita seputar laju kasus virus corona,

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,36 persen atau 92,39 poin ke 25.827,36, sedangkan indeks S&P 500 menguat 14,15 poin atau 0,45 persen ke level 3.130,01 dan Nasdaq Composite menguat 53 poin, atau 0,52 persen ke 10.207,63.

Indeks S&P 500 turun dari level tertinggi harian sebesar 3.165,81, di tengah penurunan volume perdagangan menjelang liburan Hari Kemerdekaan. Sementara itu, AS mencatat peningkatan virus corona harian terbesar sejak 9 Mei.

Sebelumnya, Florida melaporkan bahwa infeksi dan rawat inap melonjak paling besar, sedangkan Houston mengalami lonjakan pasien perawatan intensif. Angka-angka mengenai virus coroa mengimbangi data positif dari pasar tenaga kerja AS yang menunjukkan payroll naik 4,8 juta pada bulan Juni.

"Memasuki long weekend, mengapa memiliki posisi bullish yang ekstrem?" ungkap kepala strategi untuk AS di Ned Davis Research, Ed Clissold, seperti dikutip Bloomberg.

Pasar tenaga kerja AS membuat kemajuan lebih besar dari yang diperkirakan bulan lalu, namun optimisme atas rebound tertahan oleh tingginya PHK dan wabah virus corona yang muncul kembali di seluruh negeri.

Presiden Donald Trump masih mengatakan laporan tersebut menunjukkan ekonomi sedang "meraung kembali." Stimulus kebijakan moneter dan fiskal besar-besaran membantu menurunkan suku bunga dan menjaga likuiditas sistem keuangan di masa sulit.

"Masih ada sentimen positif umum mengenai seberapa cepat pemulihan terjadi. Tetapi kami pikir pemulihan cenderung lambat, terutama jika melihat jumlah kasus virus corona terus meningkat,” kata presiden pasar global di TIAA Bank, Chris Gaffney.

Investor juga menimbang pernyataan dari Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow, yang mengatakan kepada Fox Business Network bahwa AS sangat tidak senang dengan China dan berencana melakukan pembatasan ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper