Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar Perkasa, Kinerja Jababeka (KIJA) Merana

Sepanjang kuartal I/2020, pendapatan Jababeka turun 19 persen. Kerugian selisih kurs turut membuat kinerja Jababeka tidak impresif di tiga bulan pertama 2020.
Dukungan Jababeka dalam menangani Covid-19 ini sejalan dengan nilai pokok perusahaan yang mengedepankan kepedulian sosial berkelanjutan kepada masyarakat. /JABABEKA
Dukungan Jababeka dalam menangani Covid-19 ini sejalan dengan nilai pokok perusahaan yang mengedepankan kepedulian sosial berkelanjutan kepada masyarakat. /JABABEKA

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten lahan industri  PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA)  membukukan total penjualan sebesar Rp473,7 miliar selama kuartal I/2020, turun 19 persen secara tahunan. 

Manajemen Jababeka menyebut, pendapatan perseroan berasal dari pengembangan lahan dan properti sebesar Rp119,6 miliar, turun 29 persen secara tahunan. Pos pendapatan dari segmen ini turun karena penjualan lahan turun drastis dari Rp110 miliar pada kuartal I/2019 menjadi Rp35,1 miliar di kuartal I/2020. Adapun penjualan dari properti masih meningkat.

Pendapatan dari jasa infrastruktur juga menurun 16 persen menjadi Rp 333,5 miliar di kuartal I/2020. Penurunan pendapatan dari segmen ini berasal dari kontribusi Bekasi Power yang lebih rendah. 

“Hal itu akibat dari pembangkit listriknya beroperasi lebih sedikit sehubungan dengan jangka waktu reserve shutdown oleh PLN yang berlangsung lebih lama selama kuartal I/2020 dibandingkan periode yang sama pada 2019,” katanya pada Rabu (1/6/2020) dalam keterangan resmi.

Di sisi lain pendapatan berulang dari pilar infrastruktur memberikan kontribusi 70 persen dari total pendapatan selama kuartal I/2020. Pilar Leisure & Hospitality membukukan pendapatan menjadi Rp20,6 miliar.

Di sisi lain, KIJA mencatat rugi bersih sebesar Rp759,8 miliar pada kuartal I/2020, berbanding terbalik dengan kinerja kuartal I/2019 yang masih mencetak laba Rp74,3 miliar.  Alasan utama perbedaan ini adalah karena dampak pergerakan rugi selisih kurs sebesar Rp 699,1 miliar.

“Selama kuartal I/2020, mata uang Rupiah terdepresiasi menjadi Rp 16.367 pada penutupan 31 Maret 2020. Perseroan telah melakukan lindung nilai sebesar US$200 juta atas sejumlah total Senior Notes sebesar US$300 juta dengan batas lindung atas hingga Rp15.997,” sebut manajemen.

Akan tetapi, adanya sebagian pinjaman Senior Notes sebesar US$100 juta yang tidak terlindungi dan pelemahan nilai tukar Rupiah hingga melebihi batas lindung atas, kerugian dari selisih kurs menjadi signifikan. 

“Namun dengan membaiknya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS pada level Rp 14.200 – Rp 14.400 saat ini, maka kerugian selisih kurs yang dialami Perseroan akan semakin berkurang,” sebut manajemen KIJA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper