Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Merdeka Copper Gold (MDKA) Incar Rp1,4 Triliun Lewat Obligasi, Berapa Kuponnya?

MDKA melakukan bookbuilding untuk Obligasi Berkelanjutan I Merdeka Copper Gold Tahap I Tahun 2020 pada 29 Juni 2020 hingga 10 Juli 2020.
Kondisi hutan Tumpang Pitu Banyuwangi yang menjadi area konsensi tambang emas oleh PT Bumi Suksesindo yang merupakan anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). JIBI/Bisnis-Peni Widarti
Kondisi hutan Tumpang Pitu Banyuwangi yang menjadi area konsensi tambang emas oleh PT Bumi Suksesindo yang merupakan anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). JIBI/Bisnis-Peni Widarti

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pertambangan logam PT Merdeka Copper Gold Tbk. tengah melakukan penawaran awal atau bookbuilding untuk penerbitan obligasi.

Dilansir melalui prospektus ringkas perseroan Rabu (1/7/2020), emiten berkode saham MDKA itu melakukan bookbuilding untuk Obligasi Berkelanjutan I Merdeka Copper Gold Tahap I Tahun 2020 pada 29 Juni 2020 hingga 10 Juli 2020. Jumlah pokok yang akan dihimpun sebanyak-banyaknya Rp1,4 triliun.

Adapun, obligasi Merdeka Copper Gold itu akan terdiri atas dua seri dengan tenor 367 hari kalender sejak tanggal emisi dan 3 tahun sejak emisi. Untuk penerbitan itu, perseroan telah memperoleh hasil pemeringkat idA atau Single A dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Namun demikian, dalam prospektus belum mencatumkan nilai obligasi masing-masing seri, dan besaran kuponnya.

PT Indo Premier Sekuritas, PT CIMB Niaga Sekuritas, PT Sucor Sekuritas menjadi penjamin pelaksana emisi obligasi. Wali amanat dipegang oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI).

MDKA akan menggunakan seluruh dana yang dihimpun dari Obligasi Berkelanjutan I Merdeka Copper Gold Tahap I Tahun 2020 untuk pembayaran sebagian jumlah pokok utang yang timbul berdasarkan perjanjian fasilitas US$100 juta.

“Pembayaran akan dilakukan kepada para kreditur melalui United Overseas Bank Ltd. sebagai agen fasilitas,” tulis Manajemen MDKA dalam prospektus ringkas.

Grup Merdeka melaporkan pendapatan usaha US$402,0 juta pada 2019 atau tumbuh 36,8 persen dibandingkan dengan US$293,9 juta periode 2018. Pencapaian itu berkat kenaikan penjualan ekspor emas, perak, dan katoda sebesar 35,9 persen menjadi US$389,4 juta per 31 Desember 2019.

Sebagai gambaran, volume penjualan emas naik 19,3 persen menjadi 219.410 ounce. Harga jual rerata produk itu juga naik 8,7 persen menjadi US$1.350 per ounce.

Dari situ, perseroan mengantongi laba tahun berjalan US$69,3 juta pada 2019. Pencapaian itu naik 19,7 persen dari US$57,9 juta periode 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper