Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pandemi Virus Corona Bikin Harga Emas Terus Melejit

Dlam tahun berjalan 2020 (year to date), harga emas telah mengalami reli positif sebesar 17 persen di tengah banjir stimulus dari pemerintah dan bank sentral negara-negara di dunia untuk meminimalisir dampak negatif pandemi ke perekonomian.
Emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk./mind.id
Emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk./mind.id

Bisnis.com, JAKARTA- Harga emas dunia berpeluang mencatatkan kenaikan tertinggi dalam satu kuartal sejak 2016. Hal ini terjadi seiring dengan kenaikan permintaan aset safe haven karena pandemi virus corona (Covid-19)..

Dilansir dari Bloomberg, Selasa (30/6/2020), harga emas telah mengalami kenaikan 12 persen dalam tiga bulan terakhir. Tren kenaikan ini telah berlangsung selama tujuh kuartal berturut-turut sekaligus menjadi rekor kenaikan beruntun sejak 2011.

Di pasar spot, nilai emas turun tipis 0,1 persen di angka US$1.770,88 per ounce hingga pukul 11:20 di Singapura. Sementara emas berjangka Comex diperdagangkan mendekati level US$1.800, yakni US$1.783,20 per ounce.

Sementara itu, dalam tahun berjalan 2020, harga emas telah mengalami reli positif sebesar 17 persen di tengah banjir stimulus dari pemerintah dan bank sentral negara-negara di dunia untuk meminimalisir dampak negatif pandemi ke perekonomian. Investor pun berbondong-bondong membeli exchange traded fund emas yang membuat nilai kepemilikan turut mengalami lonjakan.

Kenaikan harga emas juga didorong oleh pernyataan World Health Organization (WHO). Mereka mengatakan,meskipun angka kematian telah mencapai 500 ribu orang dan telah menginfeksi lebih dari 10 juta, kemungkinan terburuk dari pandemi ini masih akan terjadi.

Tensi geopolitik yang memanas antara China dan AS juga menjadi katalis kenaikan harga emas. China telah mengesahkan RUU Keamanan baru untuk Hong Kong yang menimbulkan risiko tindak balasan dari AS.

Presiden AS, Donald Trump mengatakan, regulasi perlakuan khusus kepada China dan Hong Kong akan dihentikan sementara. Hal ini disebabkan oleh kebijakan keamanan China kepada Hong Kong yang dianggap mengancam teknologi AS.

Selain itu, investor juga memperhatikan pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell dalam rapatnya dengan DPR AS. Powell menekankan pentingnya menekan penyebaran virus corona di tengah pemulihan ekonomi yang sedang terjadi.

Ekonom Oversea-Chinese Banking Corp., Howie Lee mengatakan Suku bunga yang rendah, kebijakan moneter, dan pandemi virus corona turut berperan dalam kenaikan harga emas. 

“Level harga US$1.800 adalah rintangan psikologis, sehingga tingkat bunga obligasi AS, US Treasury perlu turun lebih besar terlebih dahulu sebelum harga emas dapat menembus harga US$1.800,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper