Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Menguat di Tengah Ekspektasi Stimulus dan Pertumbuhan Ekonomi

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,55 persen atau 136,90 poin ke level 25.152,45.
Wall Street./Bloomberg
Wall Street./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat mengawali perdagangan hari ini, Senin (29/6/2020) di zona hijau karena investor menimbang lonjakan kasus baru infeksi virus corona terhadap prospek stimulus dan rebound pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,55 persen atau 136,90 poin ke level 25.152,45, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,32 persen atau 9,54 poin ke level 3.018,59 dan indeks Nasdaq Composite menguat 0,76 persen atau 73,68 poin ke level 9.683,54.

Saham Facebook Inc. melemah setelah lebih banyak bisnis, termasuk Starbucks Corp dan Diageo Plc, bergabung dengan perusahaan lain untuk memboikot iklan di di media sosial tersebut.

Sementara itu, Boeing Co. menguat setelah regulator penerbangan AS mengatakan mereka telah menyetujui serangkaian uji terbang kritis pada pesawat 737 Max. adapun saham Gilead Sciences Inc. melonjak setelah mengatakan akan menjual obat virus corona, remdesivir, senilai US$390 per botol untuk pemerintah AS dan negara-negara maju lainnya.

Kekhawatiran pasar terus meningkat ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan infeksi harian virus corona tertinggi, sedangkan jumlah infeksi melampaui 10 juta dengan kematian global menembus 500.000 jiwa.

Lebih dari dua pertiga investor memperkirakan pasar saham dapat melemah hingga 20 persen, lebih mungkin dibandingkan dengan pelemahan dalam jumlah yang sama, menurut klien institusional Citigroup yang disurvei dalam survei terbaru.

Namun perusahaan AS masih memiliki alasan untuk berharap bahwa resesi pendapatan mungkin tidak separah yang diperkirakan analis. Sinyal tersebut berasal dari indeks proyeksi laba yang disusun oleh Bloomberg dan berdasarkan revisi proyeksi perusahaan.

Untuk bulan Juni, rata-rata pergerakan 20 hari indeks telah melampaui 50, menunjukkan lebih banyak perusahaan menaikkan proyeksi daripada menurunkannya. Rata-rata pergerakan memuncak pada 17 Juni di level 63,4, tertinggi dalam sejarah 20 tahun indeks.

Sementara itu, analis memperkirakan bahwa pendapatan kuartal kedua untuk emiten yang tercatat pada indeks S&P 500 akan jatuh 44 persen setelah penurunan kuartal pertama sebesar 18 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper