Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Terhambat Pandemi, Produsen Biskuit Roma (MYOR) Tetap Bisa Ekspor

Ricky Afrianto, Direktur Pemasaran Global Mayora Indah, mengatakan perseroan masih dapat melakukan ekspor ke 100 negara tujuan. Menurutnya, meskipun terjadi penutupan akses atau lockdown, MYOR masih dapat menyuplai pasar luar negeri.
PT Mayora Indah Tbk/Mayora.com
PT Mayora Indah Tbk/Mayora.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konsumer PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) optimistis kinerja pasar ekspor akan tetap stabil sekalipun beberapa negara menerapkan pembatasan.

Ricky Afrianto, Direktur Pemasaran Global Mayora Indah, mengatakan perseroan masih dapat melakukan ekspor ke 100 negara tujuan. Menurutnya, meskipun terjadi penutupan akses atau lockdown, MYOR masih dapat menyuplai pasar luar negeri.

“Kendala pasti ada tapi kita tetap bis ekspor dan pemerintah lewat kementerian perdagangan juga membantu. Kendala karena proses di negara yang dituju juga lockdown yang pastinya menghambat. Namun sejauh ini masih bisa teratasi,” katanya baru-baru ini kepada Bisnis.

Ricky menambahkan beberapa produk yang diekspor adalah biskuit, permen, kopi hingga sereal. Menurutnya sekalipun terjadi pembatasan namun belum ada negara yang benar-benar menutup pasar ekspor atau impornya.

“Penutupan total sementara ini belum ada, meski demikian lockdown memang mengganggu proses dan distribusi produk,” ungkapnya.

Namun, berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2020, produsen biskuit Roma tersebut mencatatkan penurunan penjualan 10,55 persen menjadi Rp5,38 triliun dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp6,01 triliun.

Meski demikian, perseroan tetap dapat membukukan lonjakan laba bersih 99,72 persen dari Rp466,35 miliar menjadi Rp931,39 miliar. Pertumbuhan signifikan tersebut terutama disumbang oleh laba kurs mata uang asing sebesar Rp605,06 miliar pada kuartal pertama tahun ini.

Sementara itu pada periode yang sama tahun sebelumnya pos tersebut mendeklarasikan rugi hingga Rp61,9 miliar.

Sebagai informasi, perseroan juga berhasil melakukan efisiensi tercermin dari penurunan beban pokok penjualan sebesar 12,71 persen menjadi Rp3,72 triliun dan beban penjualan yang terkoreksi tipis 3,9 persen menjadi Rp740,56 miliar.

Ricky berharap dunia usaha bangkit tidak hanya di Indonesia tapi juga di negara lain pada paruh kedua tahun ini. Dengan begitu pasar ekspor bisa kembali beragirah dan lebih baik daripada semester I/2020.

Hari ini (29/6/2020) harga saham MYOR ditutup pada level Rp2.260 atau sama dengan penutupan pekan lalu. Perseroan sempat menyentuh level tertinggi Rp2.270 pada sesi I yang diikuti dengan penurunan ke level terendah Rp2.230. Sebelum perdagangan tutup, saham MYOR kembali rebound.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper