Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dapat Rating Overweight J.P. Morgan dan Morgan Stanley, Bagaimana Proyeksi Saham Sarana Menara (TOWR)?

Data PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan Sarana Menara Nusantara menempati urutan kedua movers indeks harga saham gabungan (IHSG) periode berjalan 2020.
Teknisi memasang prangkat base transceiver station (BTS) disalah satu tower di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/3/2020).
Teknisi memasang prangkat base transceiver station (BTS) disalah satu tower di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/3/2020).

Bisnis.com, JAKARTA — PT Sarana Menara Nusantara Tbk. menjadi salah satu penopang laju indeks harga saham gabungan sepanjang periode berjalan 2020.

Data PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan Sarana Menara Nusantara menempati urutan kedua movers indeks harga saham gabungan (IHSG) periode berjalan 2020. Perusahaan infrastruktur telekomunikasi berkapitalisasi pasar Rp51 triliun itu telah menguat 24,8 persen ke level Rp1.005 sampai akhir sesi Jumat (26/6/2020).

Tidak hanya menjadi penopang IHSG, emiten berkode saham TOWR itu juga mampu memimpin daftar top leaders penghuni indeks LQ45. Data Bloomberg menunjukkan harga saham perseroan naik 21,50 persen pada 1 Januari 2020 hingga 26 Juni 2020.

Lewat riset yang dipublikasikan melalui Bloomberg, Tim Analis J.P. Morgan mengatakan bahwa perusahaan telekomunikasi tengah menghadapi tantangan dalam meluncurkan situs baru. Di tengah kondisi itu, TOWR dinilai dapat mengambil keuntungan dengan memilih untuk menggunakan kapaitas melalui kolokasi di situs yang ada.

J.P. Morgan Berpandangan bahwa TOWR akan mendapat manfaat melalui pertumbuhan yang lebih kuat dalam peningkatan return on invested capital (ROIC)-accretive tenancies. Pendapatan perseroan diperkirakan akan tumbuh 15 persen pada 2020.

“TOWR menjadi satu-satunya perusahaan telekomunikasi dan tower di Asean yang direvisi positif pendapatannya,” tulis Tim J.P. Morgan melalui riset yang dikutip, Senin (29/6/2020).

J.P. Morgan menyematkan rekomendasi overweight untuk TOWR. Target harga saham berada di level Rp1.050.

Berdasarkan data konsensus analis Bloomberg, sejumlah lembaga masih merekomendasikan saham TOWR. Morgan Stanley misalnya, menyematkan rekomendasi overweight/in-line dengan target harga Rp1.000.

Bahkan, Bank asal Amerika Serikat (AS), Goldman Sachs, juga memberikan rekomendasi beli. Target harga untuk TOWR berada di level Rp1.120.

Mayoritas atau sebanyak 25 analis dari total 28 yang mengulas saham TOWR masih memberikan rekomendasi beli dengan target harga 12 bulan di level Rp1.047. Sisanya, sebanyak 3 analis merekomendasikan hold saham perseroan.

Saat dihubungi Bisnis, Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara Adam Gifari masih mengejar target pertumbuhan pendapatan sebesar 14 persen hingga 15 persen pada 2020. Menurutnya, rencana itu sejauh ini berjalan lancar sehingga perseroan optimistis.

TOWR memprediksi pendapatan akan naik 14 persen—15 persen secara tahunan pada 2020. Proyeksi itu sejalan dengan perkiraan total tambahan sewa mencapai 2.000—3.000 titik yang terdiri dari menara baru dan colocation serta tambahan jaringan tower fiberisation sepanjang 14.000 kilometer—15.000 kilometer sehingga mencapai sekitar 40.000 kilometer pada 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper