Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ECB Siapkan Fasilitas Likuiditas, Bursa Eropa Berbalik Naik

Pergerakan bursa Eropa berhasil berbalik menguat pada perdagangan sore ini, Kamis (25/6/2020), setelah Bank Sentral Eropa menyatakan sedang mempersiapkan fasilitas likuiditas baru untuk bank-bank sentral di luar kawasan euro.
Stoxx./ Alex Kraus - Bloomberg
Stoxx./ Alex Kraus - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa Eropa berhasil berbalik menguat pada perdagangan sore ini, Kamis (25/6/2020), setelah Bank Sentral Eropa menyatakan sedang mempersiapkan fasilitas likuiditas baru untuk bank-bank sentral di luar kawasan euro.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 naik 0,2 persen pukul 9.43 pagi waktu London (pukul 15.43 WIB). Saham-saham siklis seperti produsen mobil dan asuransi unggul, meskipun saham teknologi dan perjalanan lesu.

Subsektor Stoxx 600 Bank menanjak 1 persen, dengan saham Natixis SA dan Commerzbank AG naik lebih dari 3 persen.

Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) mengatakan akan menawarkan pinjaman euro terhadap agunan kepada bank sentral di luar kawasan euro untuk mendukung pasar pendanaan di tengah pandemi Covid-19.

Sebelum berbalik naik, indeks saham acuan kawasan Eropa ini sempat turun 1,3 persen di tengah kekhawatiran tentang meningkatnya kasus baru Covid-19 di sejumlah negara termasuk Amerika Serikat dan Australia.

“Jika pasar beralih dari risk-off ke risk-on karena berita tentang ECB, lalu apa artinya? Kondisi bearish memiliki kekuatan bertahan yang sangat lemah dan rasa takut untuk kehilangan selalu ada, nyata dan tumbuh ketika ekonomi terbuka,” ungkap Kepala Investasi di Crossbridge Capital Manish Singh.

“Eropa berada dalam kondisi yang jauh lebih baik dalam berurusan dengan Covid, dan belanja musim panas oleh konsumen akan dimulai,” tambahnya, seperti dilansir dari Bloomberg.

Bursa saham berada pada jalur bergelombang setelah melonjak ke level tertinggi tiga bulan pada awal Juni, karena optimisme tentang langkah-langkah stimulus dan pemulihan ekonomi bergumul dengan kekhawatiran tentang meningkatnya kasus virus corona.

Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksi resesi yang lebih dalam untuk tahun ini dan pemulihan ekonomi global yang lebih lambat untuk 2021 daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper