Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Meningkat, Harga Minyak Kembali Dekati US$40 Per Barel

Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus turun 0,4 persen ke level US$40,23 per barel sedangkan turun 0,2 persen menjadi US$42,54 per barel.
Ilustrasi. Kapal tanker pengangkut minyak./Bloomberg
Ilustrasi. Kapal tanker pengangkut minyak./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Laporan kenaikan cadangan minyak di Amerika Serikat dan sentimen kenaikan jumlah kasus virus corona membuat harga minyak di New York bergerak melemah.

Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (24/6/2020), harga minyak berjangka terpantau tergelincir mendekati US$40 per barel. Meski menurun, harga tersebut tidak terpaut jauh dari harga tertinggi dalam tiga bulan yang tercapai pada Senin lalu.

Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman bulan Agustus turun 0,4 persen atau 14 sen ke level US$40,23 per barel dalam New York Mercantile Exchange hingga pukul 08.17 waktu Singapura. Sementara itu, harga minyak Brent kontrak Agustus juga turun 0,2 persen menjadi US$42,54 per barel di bursa berjangka ICE Futures Europe.

Salah satu sentimen yang mempengaruhi pergerakan ini adalah The American Petroleum Institute melaporkan jumlah persediaan minyak mentah mengalami kenaikan ke level 1,75 juta barel pada pekan lalu. Apabila data tersebut dikonfimasi oleh pemerintah AS, catatan ini akan menjadi kenaikan beruntun dalam tiga minggu terakhir.

Selain itu, jumlah kenaikan kasus positif virus corona di sejumlah wilayah turut mengganggu harga minyak mentah. Ahli penyakit menular AS, Anthony Fauci, dalam pertemuannya dengan Kongres Amerika Serikat melaporkan lonjakan kasus positif yang menggelisahkan pada sejumlah wilayah di Negeri Paman Sam.

Sementara itu, pasokan minyak mentah pada titik pengiriman minyak berjangka di AS, di Cushing, Oklahoma mengalami penurunan ke angka 3,86 juta barel. The Energy Information Administration kemungkinan akan melaporkan kenaikan jumlah cadangan minyak mentanh sebanyak 1,5 juta barel.

Adapun harga minyak telah bergerak naik sejak mencatat harga dibawah US$0 per barel pada April lalu. Hal tersebut didorong oleh kesepakatan OPEC yang memangkas produksi minyak mentah dunia. Eks CEO BP Plc., Bob Dudley mengatakan, harga minyak harus berada dikisaran US$60 per barel agar produksi minyak AS dapat meningkat dan investasi di sektor minyak serpih dapat kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper