Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga Arus Kas, Kresna Graha (KREN) Pasang Target Konservatif

Kokus utama KREN adalah mempertahankan pendapatan agar setidaknya berada di level yang sama dengan tahun lalu, yakni sebesar Rp11,6 triliun.
Kresna Graha Investama-KREN
Kresna Graha Investama-KREN

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten investasi PT Kresna Graha Investama (KREN) mengaku tidak mematok target muluk-muluk untuk tahun ini. Perseroan juga tak akan terlalu agresif dalam menghabiskan alokasi belanja modal tahun ini.

Direktur Utama Kresna Graha Investama Michael Steven tak menargetkan angka spesifik soal pertumbuhan kinerja perseroan tahun ini. Dia menyatakan fokus utama mereka adalah mempertahankan pendapatan perseroan agar setidaknya berada di level yang sama dengan tahun lalu, yakni sebesar Rp11,6 triliun.

“Kalau top line-nya bisa stay di Rp11,6 triliun saja, tidak turun [dibandingkan tahun lalu]. Kita sudah happy sekali,” ujarnya dalam paparan publik usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Rabu (24/6/2020).

Meski demikian, Michael optimistis target tersebut dapat dicapai. Pasalnya, dia menyebut pendapatan KREN di kuartal I/2020 masih berhasil tumbuh di tengah kondisi pasar yang tertekan akibat pandemi.

Dia mengharapkan hasil serupa juga dapat diraih KREN pada kuartal II/2020. Michael optimis pertumbuhan perseroan makin kencang pada paruh kedua tahun ini, seiring dengan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

“Justru karena Covid ini top line kita meningkat sekali. Mudah-mudahan sekarang saat PSBB dilonggarkan kita bisa lebih baik lagi secara pertumbuhan masih dobel digit. Itu yang saya jaga,” tuturnya.

Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa pihaknya akan lebih mengoptimalkan ekosistem dan infrastuktur yang ada, alih-alih agresif dalam berekspansi tahun ini.

Tak hanya itu, KREN juga akan lebih fokus menjaga arus kas perseroan dan tak akan banyak menggelontorkan belanja modal atau capital expenditure (capex).

Capex tahun ini kita berhemat. Kita lebih selektif dan tidak menargetkan suatu capex yang tinggi karena 2020 ini survival mode. Artinya ya kita optimalkan yang tadi,” tutur Michael.

Akan tetapi, dia juga tak menutup kemungkinan untuk berekspansi terutama jika hal tersebut tak membutuhkan pengeluaran kas, misalnya dengan cara barter saham dengan perusahaan lain.

“Seperti saya katakan kita bisa berekspansi tanpa uang, kita bisa melakukan share swap, sehingga kita berinvestasi dengan bertukar saham saja. Kita harus kreatif lah,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper