Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi PDB Minus Jadi Sebab Profit Taking Bursa Saham?

Pada akhir perdagangan Selasa (23/6/2020), IHSG terpantau mendarat di level 4.879,13 setelah melemah 0,81 persen dibandingkan kemarin.
Foto multiexposure karyawan di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (19/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Foto multiexposure karyawan di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (19/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan untuk kedua kalinya di pekan ini dan kembali jebol ke level di bawah 4.900.

Pada akhir perdagangan Selasa (23/6/2020), IHSG terpantau mendarat di level 4.879,13 setelah melemah 0,81 persen dibandingkan kemarin. Ini sekaligus level terendahnya sejak awal bulan berjalan.

Dari seluruh saham yang diperdagangkan, hanya 147 saham yang menguat, sedangkan 249 lainnya melemah dan 172 sisanya tak beranjak dari posisinya semula.

Secara sektoral, delapan dari sepuluh sektor melemah. Hanya sektor aneka industri dan sektor agrikultur yang berhasil menguat tipis, masing-masing 0,06 persen dan 0,07 persen.

Sementara itu sektor industri dasar, sektor barang konsumsi, dan sektor pertambangan menjadi sektor dengan koreksi paling dalam yakni -1,67 persen, -1,25 persen, dan -1,23 persen.

Pelemahan indeks hari ini juga tidak terlepas dari aksi jual bersih asing yang tercatat mencapai Rp527,90 miliar di seluruh pasar. Adapun secara akumulasi, total transaksi yang terjadi hari ini di bursa mencapai Rp6,532 triliun.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) menjadi yang paling banyak dilego asing hari ini. Keduanya mencatatkan net foreign buy masing-masing RP254,9 miliar dan Rp116,6 miliar.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan laju indeks kembali tertekan akibat sentimen negatif dari proyeksi Morgan Stanley yang menyebut produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan mengalami minus selama tiga kuartal mendatang.

“Sehingga GDP iIndonesia diprediksikan -1 persen pada 2020, maka dari itu kinerja IHSG kita memerah. Padahal kinerja indeks di Asia dan Eropa rata-rata menghijau,” ujar Nafan kepada Bisnis, Selasa (23/6/2020)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper