Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga Momentum Positif, Bursa Asia Bertahan di Zona Hijau

Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (23/6/2020), indeks Hang Seng Hong Kong menguat 1,41 persen ke level 24.756,32 disusul oleh bursa Topix Jepang yang naik 0,51 persen ke 1.587,14.
Bursa Asia/ Bloomberg.
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham di Asia sukses menjaga reli penguatan yang terjadi sejak pagi dan menutup perdagangan hari ini di zona hijau.

Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (23/6/2020), indeks Hang Seng Hong Kong menguat 1,41 persen ke level 24.756,32 disusul oleh bursa Topix Jepang yang naik 0,51 persen ke 1.587,14.

Penguatan juga terlihat pada bursa Korea Selatan Kospi dan S&P/ASX 200 Ausralia, masing-masing sebesar 0,21 persen ke 2.131,24 dan 0,17 persen di level 5.954,400.

Sementara itu, indeks berjangka S&P 500 menguat 0,65 persen setelah sempat terkoreksi karena pernyataan Penasihat Perdagangan Presiden AS, Donald Trump, Peter Navarro yang menyatakan perjanjian dagang dengan China telah berakhir sebelum akhirnya diklarifikasi oleh Trump.

Di AS, indeks Nasdaq 100 menguat lebih dari 1 persen yang juga diikuti oleh lanjutan kenaikan Nasdaq Composite dalam tujuh minggu beruntun.

Sejumlah investor berpengaruh mengemukakan optimismenya terhadap pemulihan ekonomi meski dibayangi lonjakan kasus positif virus corona. CEO Pershing Square Capital Management Bill Ackman mengatakan pemulihan ekonomi di seluruh sektor akan terjadi secara gradual dengan melimpahnya dana yang masuk ke sektor kesehatan

CEO Blackstone Group Inc., Steve Schwartzmann mengatakan perekonomian dunia akan pulih dengan membentuk pola V dalam beberapa bulan ke depan. Kendati demikian, pemulihan untuk sampai di level sebelum pandemi virus corona akan membutuhkan waktu lebih panjang.

Chief Market Strategist di Crossmark Global Investment Victoria Fernandez mengatakan kenaikan pasar modal akan didukung oleh tingkat likuditas yang tinggi, suku bunga yang rendah, serta sentimen pemulihan ekonomi.

“Tetapi, masih banyak faktor ketidakpastian yang membuat pasar masih akan mengalami volatilitas sebelum tren penguatan berjalan secara berkelanjutan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper