Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simak Jadwal Pembagian Dividen Tunas Ridean (TURI) Rp100 Miliar

Sejumlah Rp100,44 miliar dari laba 2019 akan dibayarkan sebagai dividen final tunai untuk dibagikan kepada 5,58 miliar saham.
Pegawai Bank BNI Syariah menunjukan uang rupiah di kantor cabang di Jakarta, Senin (2/3/2020). Bisnis/Abdurachman
Pegawai Bank BNI Syariah menunjukan uang rupiah di kantor cabang di Jakarta, Senin (2/3/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perdagangan otomotif PT Tunas Ridean Tbk. (TURI) memutuskan pembagian dividen senilai Rp145,08 miliar dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Jumat (19/6/2020).

Direktur Utama Tunas Ridean Rico Adisurja Setiawan menyampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham telah diputuskan laba yang diatribusikan pemegang saham Grup Tunas untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2019 sebesar R582,707 miliar.

Sejumlah Rp145,08 miliar akan dibayarkan sebagai dividen final tunai untuk dibagikan kepada 5,58 miliar saham yang telah dikeluarkan Perseroan atau sebesar Rp26 per saham.

“Sebesar Rp44,64 miliar atau Rp8 per saham telah dibayarkan sebagai dividen interim pada tanggal 5 Desember 2019. Dengan demikian, sisanya sebesar Rp100,44 miliar atau Rp18 per saham akan dibayarkan sebagai dividen final tunai,” paparnya dalam siaran pers, dikutip Selasa (23/6/2020).

Berikut tata cara dan jadwal pembagian dividen final TURI.

1. Akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen (cum dividen)
Pasar reguler dan negosiasi : 29 Juli 2020
Pasar tunai : 1 Juli 2020

2. Awal periode perdagangan saham tanpa hak dividen (ex dividen)
pasar reguler dan negosiasi : 30 Juni 2020
pasar tunai : 2 Juli 2020

3. Tanggal daftar pemegang saham yang berhak dividen (recording date) : 1 Juli 2020

4. Tanggal pembayaran dividen tunai : 15 Juli 2020

Sementara itu, pada kuartal I/2020 emiten berkode saham TURI tersebut mencatatkan laba senilai Rp125 miliar, turun sekitar 22 persen dari perolehan laba pada kuartal I/2019 yang mencapai Rp160 miliar. Penurunan laba ini terjadi seiring dengan menurunnya kinerja di semua unit bisnis perseroan.

Hal itu terlihat dari pendapatan perseroan yang mengalami tekanan 11 persen secara year on year (yoy), menjadi Rp3,16 triliun. Perseroan menyatakan bahwa penurunan pendapatan dan laba terjadi karena pelemahan kontribusi dari bisnis otomotif, pembiayaan, dan bisnis sewa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper