Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berbalik Ditutup Melemah, Ikuti Bursa Asia

IHSG ditutup melemah 0,47 persen atau 23,44 poin menuju 4.918,83, setelah bergerak di rentang 4.904,76 - 4.957,66
Karyawan melintas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan melintas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA -Indeks Harga Saham Gabungan ditutup melemah pada perdagangan Senin (22/6/2020) mengikuti tren Bursa Asia.

IHSG ditutup melemah 0,47 persen atau 23,44 poin menuju 4.918,83, setelah bergerak di rentang 4.904,76 - 4.957,66. Terpantau 145 saham menguat, 257 saham melemah, dan 169 saham stagnan.

Nilai transaksi mencapai Rp6,63 triliun dengan volume 533.882 kali transaksi. Investor asing mencatatkan net sell Rp282,87 miliar.

Sementara itu, sejumlah pasar saham di Asia tidak mampu beranjak dari posisi negatif sehingga menutup sesi perdagangan Senin (22/6/2020), di zona merah.

Berdasarkan data Bloomberg, mayoritas indeks di Asia mengalami penurunan dipimpin oleh indeks Kospi Korea Selatan yang terkoreksi 0,68 persen di posisi 2.126,73. Indeks Topix Jepang menyusul di belakangnya dengan penurunan 0,23 persen di level 1.579.09

Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong juga terkontraksi 0,53 persen ke posisi 24.514,24. Adapun indeks S&P/ASX200 Australia menguat tipis 0,03 persen dan ditutup di level 5.944,50

Bloomberg mencatat kontrak berjangka atau futures S&P 500 turun 0,5 persen, Senin (22/6/2020). Koreksi itu sejalan dengan laporan rekor kasus baru di California dan infeksi di Florida yang melonjak lebih dari rerata mingguan.

Global Investment Strategist AMP Capital Investors Ltd Shane Oliver mengatakan pasar saham secara teknis overbought dan rentan terhadap koreksi atau periode konsolidasi lebih lanjut. Akan tetapi, pihaknya menilai kondisi itu sebagai rehat dari tren reli.

“Gelombang kasus coronavirus juga terus berlanjut,” ujarnya dilansir melalui Bloomberg, Senin (22/6/2020).

Pasar masih dinilai rentan seiring dengan langkah pemerintah di sejumlah negara secara bertahap mulai mengurangi lockdown dan pembatasan perjalanan. Langkah itu harus ditempuh untuk menghidupkan kembali perekonomian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper