Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Saham Volatil, Batavia Prosperindo AM Fokus ke Saham Big Caps

Salah satu manajer investasi dengan dana kelolaan terbesar, Batavia Prosperindo Aset Manajemen memprediksi volatilitas di pasar saham masih akan tinggi. Hal ini terkait dengan kekhawatiran gelombang kedua Covid-19 dan perkembangan pembuatan vaksin Covid-19. 
Direktur Utama PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) Lilis Setiadi memberikan penjelasan saat peluncuran Reksa Dana yang dapat diperdagangkan di bursa Exchange Traded Fund (ETF) yaitu Batavia IDX30 ETF dan Batavia SRI-KEHATI ETF di Jakarta, Rabu (27/3/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) Lilis Setiadi memberikan penjelasan saat peluncuran Reksa Dana yang dapat diperdagangkan di bursa Exchange Traded Fund (ETF) yaitu Batavia IDX30 ETF dan Batavia SRI-KEHATI ETF di Jakarta, Rabu (27/3/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen memilih saham-saham berkapitalisasi besar sebagai fokus portofolio aset berbasis saham mereka di tengah kondisi pasar yang masih volatil.

President Director Batavia Prosperindo Aset Manajemen Lilis Setiadi mengatakan pihaknya optimistis pasar akan mulai kembali pulih secara bertahap dan mencapai posisi prapandemi pada 2021 mendatang.

“Kalau Covid-19 sudah tertangani, diharapkan ada pemulihan pasar dengan pola U-shape. Setelah lockdown di beberapa negara dan PSBB di Indonesia, sekarang mulai dibuka bertahap jadi ekonomi bangkitnya akan bertahap,” ujar Lilis, Rabu (17/6/2020).

Meskipun demikian, dia memprediksi volatilitas pasar masih akan tinggi terkait dengan beberapa faktor, misalnya apakah gelombang kedua penyebaran Covid-19 dan perkembangan pembuatan vaksin Covid-19. 

Seiring dengan kondisi itu, Lilis mengatakan porsi portofolio aset saham Batavia Prosperindo masih berfokus pada saham-saham big caps. Kendati demikian, Batavia Prosperindo juga tetap mengoleksi saham-saham small and medium caps.

“Tentu saham-saham dengan pendekatan bottom up kami pilih yang punya fundamental kuat dan proyeksi pendapatan juga kuat,” papar Lilis.

Adapun untuk sektor yang jadi andalan, manajer investasi yang memiliki dana kelolaan Rp42,36 triliun per akhir Mei 2020 ini lebih condong kepada sektor infrastruktur dan sektor barang konsumsi. 

Lebih lanjut, Lilis mengasumsikan hingga akhir tahun nanti IHSG akan berada di kisaran 5.000—5.300. Sementara itu, imbal hasil atau yield obligasi 10 tahun diperkirakan akan bertahan di level 7,3—7,7 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper