Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-gara Bandel, Irak Kena Sanksi dari OPEC

Irak dikenakan sanksi karena melanggar kesekapatan pengurangan produksi. Akibatnya, Irak mendapat kuota pemangkasan lebih besar dari Juli hingga September.
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Irak sepakat bakal memangkas produksi lebih dari 1 juta barel per hari untuk menjaga harga minyak stabil di level US$40 per barel.

Pada Mei, kuota produksi Irak berada di level 573.00 barrel yang menyalahi kesepakatan di antara negara-negara OPEC+. Maka itu, Irak telah berjanji untuk mengurangi produksi harian menjadi 57.000 barel per hari di pada Juli dan 258.000 pada Agustus dan September.

Kecurangan yang dilakukan oleh Irak pada bulan lalu menyebabkan kesepakatan pemotongan produksi OPEC+ sebesar 9,76 juta barel per hari tidak tercapai. Meski demikian, Ben Luckock, Head of Oil Trading Trafigura Group menilai ketegasan OPEC+ dalam memberikan sanksi kepada Irak bakal memulihkan harga.

“OPEC + menjalankan tugasnya dengan sangat serius. Kinerja akan terjadi lebih baik. Pesan di pertemuan terakhir sangat diterima serius, dan tidak ada yang ingin pergi ke pertemuan OPEC + berikutnya dan dicap sebagai penipu,” katanya seperti dilansir oleh Bloomberg pada Jum’at (19/6/2020).

Harga minyak internasional kini telah stabil di dekat US$40 per barel. Pemulihan harga terjadi setelah negara OPEC+ mengakhiri perang harga dan melakukan pemangkasan produksi terbesar yang pernah ada.

Meski begitu, pasar minyak tetap rentan, dengan surplus besar di tumpukan bahan bakar dan ancaman gelombang kedua virus yang membebani harga. OPEC + sepakat awal bulan ini untuk melanjutkan pemotongannya pada level terdalam di bulan Juli. Kelompok ini juga memberi tekanan kuat pada anggota yang tidak mencapai pengurangan produksi seperti yang mereka janjikan.

Dalam pertemuan hari Kamis, OPEC + dan Komite Pemantau menyetujui bahwa persediaan minyak global dapat turun ke level rata-rata lima tahun di akhir tahun ini atau di pertengahan 2021, asalkan tiap negara anggota memenuhi kewajibannya.

Di bawah perjanjian saat ini, OPEC + akan mengecilkan produksi menjadi 7,7 juta barel per hari dari Agustus hingga Desember, lalu menyusutkan lebih lanjut menjadi 5,7 juta barel per hari hingga April 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper