Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pefindo Kerek Peringkat Perumnas Jadi BBB-

Pefindo menilai profil keuangan Perumnas akan tetap lemah dalam waktu dekat, sejalan dengan permintaan yang lesu di pasar properti karena dampak Covid-19. 
Pengunjung mengamati maket rumah susun dengan konsep transit oriented development (TOD) di Stasiun Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, Senin (2/10)./JIBI-Nurul Hidayat
Pengunjung mengamati maket rumah susun dengan konsep transit oriented development (TOD) di Stasiun Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, Senin (2/10)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat medium term notes (MTN) Perumnas menjadi BBB- dari semula CCC.

Analis Pemeringkat Efek Indonesia Chrisyanto Wijaya mengatakan peringkat tersebut didasarkan pada penilaian ulang atas Perumnas setelah keputusannya untuk membayar pokok MTN I / 2017 Serie A.

Pefindo menilai profil keuangan Perumnas akan tetap lemah dalam waktu dekat, sejalan dengan permintaan yang lesu di pasar properti karena dampak Covid-19. 

“Pasar utamanya segmen berpenghasilan rendah, yang dalam pandangan kami, lebih rentan terhadap fluktuasi ekonomi mendadak karena pandemic,” katanya dalam keterangan resmi dikutip pada Jumat (19/6/2020).

Pefindo merevisi prospek peringkat perusahaan menjadi negatif untuk mengantisipasi arus kas masuk yang lebih rendah dari yang diperkirakan serta berpotensi memberi tekanan lebih pada posisi likuiditasnya.

Chrisyanto menambahkan peringkat perusahaan mencerminkan kepentingan strategis perseroan bagi pemerintah dalam menyediakan rumah dengan proyek yang beragam.

Peringkat tersebut dibatasi oleh struktur permodalannya yang sangat agresif dan likuiditas yang sangat ketat, dengan porsi pendapatan berulang yang kecil dan sifat sensitif bisnis properti terhadap perubahan kondisi ekonomi makro.

“Peringkat dapat diturunkan jika arus kas masuk Perumnas secara signifikan lebih rendah dari yang diharapkan, yang selanjutnya akan memperburuk posisi likuiditasnya posisi, khususnya untuk melayani pembayaran bunga,” katanya.

Selain itu, pencapaian pendapatan yang jauh lebih rendah dari yang diharapkan juga akan terjadi menekan peringkat. Prospek peringkat akan direvisi menjadi “stabil” jika secara signifikan meningkatkan kinerja bisnis dan keuangannya secara berkelanjutan.

Pemerintah baru-baru ini mengumumkan dukungan keuangan sebesar Rp650 miliar. Sebanyak Rp600 miliar di antaranya akan digunakan untuk mendukung likuiditas Perumnas untuk membiayai kembali MTN yang jatuh tempo pada 2020. Sisanya, Rp50 miliar akan digunakan sebagai modal kerja tambahan. Secara historis,Perumnas memiliki rekam jejak dukungan dari pemerintah, seperti suntikan modal masuk seperti bank lahan.

Perusahaan juga memperoleh suntikan modal Rp1,0 triliun pada akhir 2015 dan sebuah Injeksi Rp250 miliar dan konversi pinjaman ke akun dana investasi (RDI) Rp235,4 miliar pada 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper