Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Sambut Kabar Baik dari AS-China, Wall Street Menguat

China berencana untuk mempercepat pembelian barang-barang pertanian Amerika untuk memenuhi kesepakatan perdagangan fase satu.
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat menguat pada perdaganan Jumat (19/6/2020) karena para investor menyambut terobosan terbaru dalam negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan China dan dimulainya pembicaraan stimulus di Eropa.

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 133,00 poin atau 0,51 persen di awal perdagangan ke level 26.213,10, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,8 persen atau 24,95 poin ke 3.140,29 dan Nasdaq Composite menguat 99,08 poin atau 1 persen ke 10.042,13.

Dilansir Bloomberg, indeks menguat menyusul laporan bahwa China berencana untuk mempercepat pembelian barang-barang pertanian Amerika untuk memenuhi kesepakatan perdagangan fase satu.

Di Eropa, perhatian beralih ke negosiasi program Uni Eropa senilai 750 miliar euro (US$ 840 miliar) untuk memulihkan perekonomian, yang juga mendorong indeks Stoxx 600 menguat 1,2 persen.

Setelah terhenti, pasar saham kembali melanjutkan reli karena investor berekspektasi bahwa pemerintah akan dapat mengembalikan ekonomi mereka ke jalur yang tepat dengan stimulus yang tersedia.

Namun, dengan ketidakpastian mengenai seberapa cepat ekonomi dapat pulih serta sejumlah opsi yang ditetapkan akan berakhir Jumat nanti, investor bersiap untuk kemungkinan serangan volatilitas.

Kepala analis tematik di BlackRock Inc., Kate Moore mengatakan tidak ada seorang pun pada saat ini, baik analis, perusahaan, ahli strategi, maupun manajer portofolio yang memiliki kepekaan yang besar terhadap bagaimana kepastian pada 2020 atau pada 2021

"Ada banyak banyak dislokasi dalam ekonomi dan pola konsumsi, sehingga semuanya sangat sulit untuk diprediksi,” ungkap Moore, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper