Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pergerakan IHSG Akan Bergantung Kepada 2 Faktor Utama

Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya mengatakan pihaknya menyiapkan tiga skenario target IHSG hingga akhir 2020 mendatang berdasarkan base case, bull case, dan bear case.
Hamparan perkebunan PT Dharma Satya Nusantara Tbk. Istimewa
Hamparan perkebunan PT Dharma Satya Nusantara Tbk. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir tahun nanti diprediksi masih bergantung pada potensi gelombang kedua pandemi dan harga crude palm oil.

Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya mengatakan pihaknya menyiapkan tiga skenario target IHSG hingga akhir 2020 mendatang berdasarkan base case, bull case, dan bear case.

“Ini sebagai gambaran atau antisipasi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di tengah ketidakpastian ini,” ujarnya via live streaming, Rabu (17/6/2020)

Untuk skenario dasar, IHSG diproyeksikan berada di kisaran 5.180 berdasarkan asumsi tidak terjadinya gelombang kedua pandemi di Indoensia dan negara mitra dagang Indonesia yakni India, serta harga crude palm oil (CPO) akan stabil di kisaran MYR2.100 per ton.

Kemudian untuk skenario bullish, indeks diharapkan dapat menyentuh level 5.830. Asumsi ini jika vaksin corona dapat ditemukan dan diproduksi massal per akhir tahun ini dan harga CPO kembali naik dan mendongkrak daya beli perusahaan perkebunan CPO, khususnya perusahaan perkebunan skala kecil.

Sementara untuk skenario paling lemah atau bearish, IHSG diperkirakan hanya mampu berada di level 4.160. Hal ini jika gelombang kedua pandemi benar-benar terjadi dan harga CPO kolaps ke kisaran MYR2.000 per ton.

“Kenapa kami selalu memasukkan harga CPO? Karena ekonomi Indonesia sedikit banyak bergantung pada CPO. Sebagai contoh, sekitar 20 persen dari tenaga kerja Indonesia adalah di lini perkebunan,” jelas Hariyanto.

Jika risiko gelombang kedua pandemi dan harga CPO dapat terkendali, Hariyanto mengaku optimis IHSG dapat mencapai kinerja terbaiknya hingga akhir tahun nanti. Apalagi dia melihat respons terhadap pembukaan kembali ekonomi sejauh ini juga positif.

“Kami melakukan ground checking ke mal-mal, terlihat suasana yang berbeda di akhir Mei dengan suasana saat Maret lalu waktu orang-orang takut keluar rumah. Sekarang minat masyarakat untuk kembali berkegiatan mulai tumbuh lagi,” tuturnya.

Seiring dengan itu, dia menjagokan saham-saham yang berkaitan dengan pembukaan kembali ekonomi yakni dari sektor barang konsumsi, rumah sakit, dan saham yang memiliki dividen tinggi.

Beberapa saham top picks Mirrae Asset Sekuritas pada Juni ini antara lain MAPI, PWON, BBRI, BBCA, PTBA, GGRM, UNVR, dan MIKA.

“Menurut kami, MAPI, PWON, BBRI, dan BBCA adalah representasi yang bagus dari pembukaan kembali ekonomi. Kami juga menyukai PTBA karena hasil dividen yang dibagikan sesuai dengan ekspektasi,” ujar Hariyanto.

Adapun sejumlah saham sektor barang konsumsi turut masuk pilihan karena di dalam suasana kenormalan baru, konsumsi masyarakat akan porudk-produk GGRM dan UNVR akan cukup tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper