Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Timah (TINS) Pangkas Volume Penjualan untuk Kendalikan Harga

Direktur Keuangan Timah Wibisono mengatakan pada tahun lalu produksi timah perusahaan dapat mencapai 67.704 metrik ton. Pencapaian itu tidak akan terulang lagi pada tahun ini.
Pekerja menghitung timah batangan di salah satu pabrik di Kepulauan Bangka Belitung. Bisnis/Endang Muchtar
Pekerja menghitung timah batangan di salah satu pabrik di Kepulauan Bangka Belitung. Bisnis/Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten plat merah PT Timah Tbk. memangkas target penjualan timah tahun ini menjadi 55.000 metrik ton, turun dari realisasi 2019 sebesar 67.704 metrik ton.

Direktur Keuangan Timah Wibisono mengatakan pada tahun lalu produksi timah perusahaan dapat mencapai 67.704 metrik ton. Pencapaian itu tidak akan terulang lagi pada tahun ini.

Menurutnya perseroan bakal memangkan volume penjualan 23,09 persen. Hal itu dilakukan untuk menyesuaikan permintaan yang kini tengah mengendur, sehingga harga tidak akan jauh tertekan.

“Target kami adalah 55.000 ton tidak akan lebih. Kami berharap harga dapat terjaga dengan strategi itu,” katanya pada Rabu (17/6/2020).

Wibisono mengatakan untuk level support harga timah berkemungkinan terparkir di level US$16.000 per metrik ton. Sementara untuk level resistan berada di kisaran US$18.000 per metrik.

Menurutnya dengan pembatasan operasi produksi di Amerika Selatan terdapat kemungkinan Amerika Serikat bakal membeli produk timah dari TINS, sehingga harga akan bersaing.

Pasalnya, TINS berkontribusi atas 20 persen pangsa pasar dunia, sedangkan China sebagai produsen utama tidak melakukan ekspor sama sekali.

“Saat ini harga naik karena Amerika Latin tengah membatasi produksi sehingga harga naik. Kalau India membuka pasarnya, bakal menjadi peluang yang bagus buat kami,” imbuhnya.

Berdasarkan data Bloomberg harga timah menguat 29,75 persen dari level terendah US$13.270 per ton pada Maret menjadi US$17.217 per ton pada Rabu (17/6/2020). Meski demikian sepanjang tahun berjalan harga baru menguat 0,34 persen dari level US$17.160 pada akhir 2019.

Sementara itu bila di rata-rata harga timah tahun ini di kisaran US$15.935 per ton lebih rendah daripada harga rata-rata 2019 sebesar US$ 18.569 per metrik ton. TINS, lanjutnya, juga sedang berupaya membangun harga.

Oleh sebab itu selain volume penjualan, perusahaan akan memangkas harga pokok produksi Rp125 juta per ton untuk tetap menjaga kinerja perseroan.

“Kami sedang membangun upaya supaya bisa membangun harga karena hal itu seharusnya ditentukan oleh pemasok seperti kami,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper