Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Keuangan Masih Volatil, Ini Alasan ​ORI17 Layak Dikoleksi Investor

ORI17 dinilai cocok bagi investor yang ingin mendapat kupon secara reguler dan jaminan uang kembali. Secara historis, imbal obligasi dalam sepuluh tahun lebih tinggi dibandingkan dengan saham maupun deposito.
Head of Fixed Income Mandiri Sekuritas Handy Yunianto (kiri) dan Head of Industry dan Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani menjadi pembicara dalam Macroeconomic Outlook di Jakarta, Rabu (15/5/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Head of Fixed Income Mandiri Sekuritas Handy Yunianto (kiri) dan Head of Industry dan Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani menjadi pembicara dalam Macroeconomic Outlook di Jakarta, Rabu (15/5/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA—Obligasi Ritel Indonesia Seri 017 atau ORI17 dinilai bisa menjadi solusi bagi investor dalam melakukan diversifikasi portofolio investasi di saat pasar finansial masih volatil. 

Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto menjelaskan surat berharga negara (SBN), termasuk ORI memiliki  kupon yang dibayar secara reguler oleh pemerintah. Selain itu, ada jaminan investasi akan kembali saat jatuh tempo karena pembayaran bunga dan pokok dijamin oleh dua undang-undang yaitu UU APBN dan Surat Utang Negara. 

“Artinya setiap tahun pemerintah menganggarkan dana untuk pembayaran bunga dan pokok pinjaman Utang Negara termasuk ORI017,” tuturnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Selasa (16/6/2020).

Selain itu, papar Handy, berdasarkan data historis, 10 tahun terakhir, pasar obligasi memberikan kinerja yang lebih baik dibandingkan saham ataupun deposito dengan volatilitas yang relatif rendah. 

Dengan demikian, imbal hasil atau yield obligasi Pemerintah Indonesia termasuk paling atraktif dengan tingkat yield aktual bertenor 10 tahun sebesar 7,2 persen. Nilai tersebut masih lebih tinggi dibanding rata-rata yield 10 tahun di negara-negara berkembang, yaitu sebesar 5,13 persen. 

“Meskipun kupon ORI17 lebih rendah dibandingkan ORI16 yang diterbitkan Oktober 2019, namun selisih atau spread terhadap suku bunga penjaminan deposito masih lebih tinggi,” tambahnya.

Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,5 persen sebagai upaya untuk mendorong pemulihan ekonomi di tengah volatilitas yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Sementara itu, bunga deposito turun 75 bps menjadi 5,5 persen selama periode yang sama. 

Walhasil, tingkat kupon yang ditawarkan ORI017 memiliki selisih 90 bps di atas bunga deposito dibandingkan ORI16 yang memiliki spread hanya 30 bps. Selain itu, tarif pajak untuk ORI adalah sebesar 15 persen, lebih rendah dibandingkan tarif pajak untuk deposito yang sebesar 20 persen.

Dengan tingkat suku bunga yang rendah saat ini, Handy menyarankan agar masyarakat mulai berinvestasi sekarang untuk mendapatkan return yang optimal di masa yang akan datang, khususnya kepada generasi muda. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper