Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Khawatir Kondisi Ekonomi, Pengelola Dana di Australia Perbanyak Porsi Uang Tunai

Hal tersebut salah satunya dilakukan oleh perusahaan reksa dana (equity fund) Australia, Greencape Capital Ltd., yang memasang strategi defensif dengan lebih banyak memegang uang tunai.
ilustrasi Bursa Australia
ilustrasi Bursa Australia

Bisnis.com, JAKARTA – Kekhawatiran terhadap pemulihan ekonomi membuat perusahaan pengelola dana lebih memilih untuk memperbanyak investasi uang tunai.

Hal tersebut salah satunya dilakukan oleh perusahaan reksa dana (equity fund) Australia, Greencape Capital Ltd., yang memasang strategi defensif dengan lebih banyak memegang uang tunai.

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (16/6/2020), Portfolio Manager Greencape Capital Ryan Green mengatakan, pihaknya tidak menemukan banyak peluang untuk membeli saham dengan harga yang menarik. Selain itu, keputusan ini juga diambil karena ketidakpastian akan pemulihan ekonomi yang akan terjadi.

Green yang juga mengelola produk Greencape Broadcap Fund menambahkan dengan memegang lebih banyak uang tunai, dia membangun bantalan untuk menekan kerugian pada portofolio investasi.

“Kami belum menemukan valuasi yang tepat untuk mengeluarkan uang kami ke pasar saham. Kami merotasi portofolio menjadi sedikit lebih defensif karena pemulihan ekonomi yang berjalan sangat cepat,” jelas Green yang perusahaannya mengelola aset senilai A$3 miliar atau US$2,1 miliar.

Green melanjutkan, pihaknya membeli saham perusahaan tambang bijih besi Fortescue Metals Group Ltd pada awal Maret lalu. Menurutnya, kebijakan China yang akan mempercepat pembangunan infrastruktur akan berdampak positif bagi kinerja Fortescue dan juga perusahaan pertambangan dan SDA lainnya.

Sementara itu, saham Fortescue telah mengalami kenaikan 3,4 persen dalam pembukaan perdagangan Selasa ini di Sydney, Australia.

Adapun, indeks S&P/ASX 200 Australia terpantau menguat 3,72 persen atau 212,57 poin ke posisi 5.932,40 hingga pukul 11.36 waktu setempat. Indeks tersebut telah mengalami kenaikan sebesar 9,76 persen secara bulanan, sementara secara tahunan masih terkontraksi 9,44 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper