Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saratoga (SRTG) Bakal Buyback hingga 30 Juta Lembar Saham

Saraoga menyiapkan dana maksimal Rp120 miliaruntuk aksi buyback. Jumlah itu sudah termasuk biaya perantara pedagang efek dan biaya lainnya. Adapun, jumlah saham yang akan dibeli sebanyak-banyaknya 1,105 persen dari modal disetor.
Direktur Keuangan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Lany Djuwita Wong (dari kiri) berbincang dengan Direktur Investasi Devin Wirawan, Hubungan Investor Albert Saputro, dan Direktur Portofolio Andi Esfandiari di sela-sela paparan publik seusai RUPS, di Jakarta, Rabu (22/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Direktur Keuangan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Lany Djuwita Wong (dari kiri) berbincang dengan Direktur Investasi Devin Wirawan, Hubungan Investor Albert Saputro, dan Direktur Portofolio Andi Esfandiari di sela-sela paparan publik seusai RUPS, di Jakarta, Rabu (22/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com,JAKARTA — PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. akan meminta restu pemegang saham untuk melaksanakan program pembelian kembali atau buyback saham. 

Dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia Selasa (16/6/2020), emiten besandi SRTG itu menyampaikan rencana pembelian kembali atas saham-saham yang telah dikeluarkan oleh perseroan. 

Pembelian kembali akan dilaksanakan setelah perseroan memperoleh persetujuan pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), Rabu (17/6/2020). Buyback dieksekusi setelah memperoleh restu hingga selambat-lambatnya 30 Juni 2021.

Saratoga mengungkapkan biaya yang akan dikeluarkan sebanyak-banyaknya Rp120 miliar. Jumlah itu sudah termasuk biaya perantara pedagang efek dan biaya lainnya. Adapun, jumlah saham yang akan dibeli sebanyak-banyaknya 1,105 persen dari modal disetor atau maksimum 30 juta saham.

Manajemen Saratoga menjelaskan bahwa pertimbangan utama perseroan melakukan pembeli kembali saham yakni pelaksanaan program insentif jangka panjang kepada karyawan. Selain itu, harga saham perseroan saat ini dinilai belum mencerminkan nilai atau kinerja yang sesungguhnya.

“Berdasarkan alasan tersebut, maka perseroan berupaya untuk memiliki fleksibilitas yang memungkinkan perseroan memiliki mekanisme untuk menjaga stabilitas harga saham perseroan agar lebih mencerminkan nilai atau kinerja,” tulis Manajemen Saratoga melalui keterbukaan informasi, Selasa (16/6/2020).

Saratoga akan menyimpan saham yang telah dibeli kembali untuk dikuasai sebagai saham treasury untuk jangka waktu tidak lebih dari 3 tahun. 

“Perseroan memperkirakan tidak ada dampak terhadap penurunan pendapatan atas pelaksanaan pembelian kembali saham,” jelas Manajemen SRTG.

Saratoga akan menunjuk PT Indo Premier Sekuritas untuk melakukan pembelian kembali saham perseroan melalui bursa. Aksi korporasi itu diharapkan tidak akan mempengaruhi kegiatan usaha dan operasional.

Sebagai catatan, Saratoga Investama Sedaya melaporkan kerugian Rp6,01 triliun pada kuartal I/2020. Realisasi itu berbanding terbalik dari keuntungan Rp1,12 triliun periode yang sama tahun lalu.

SRTG melaporkan total aset perseroan mengalami penurunan 21 persen atau sebesar 21 persen atau sekitar Rp5,71 triliun pada kuartal I/2020. Kondisi itu disebabkan oleh pergerakan nilai wajar atau fair value harga saham untuk perusahaan publik portofolio perseroan pada 31 Maret 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Perseroan melaporkan beberapa kepemilikan saham yang mengalami penurunan signifikan yakni ADRO Rp2,75 triliun dan TBIG Rp2,12 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper