Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pefindo Sematkan Prospek Stabil untuk Mayora (MYOR)

Pefindo juga memberikan peringkat “idAA” untuk perseroan dan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi I tahun 2017-2018.
PT Mayora Indah Tbk/Mayora.com
PT Mayora Indah Tbk/Mayora.com

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan prospek stabil untuk kinerja emiten konsumer PT Mayora Indah Tbk. (MYOR).

Pefindo juga memberikan peringkat “idAA” untuk perseroan dan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi I tahun 2017-2018.

Dikutip dari siaran persnya, peringkat tersebut diberikan menimbang bahwa perseroan memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya dibandingkan terhadap obligor Indonesia lainnya.

“Peringkat tersebut mencerminkan posisi kuat perusahaan di pasar makanan kemasan dalam negeri, produk yang terdiversifikasi dengan baik dan kontribusi yang tinggi dari pasar luar negeri, dan profil keuangan yang kuat,” tulis analis Emanuel Paco Tan dan Marshall Tatuhas dalam publikasinya Jumat (12/6/2020)

Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh eksposur perusahaan terhadap fluktuasi biaya bahan baku, persaingan yang ketat dan regulasi yang berhubungan dengan industri.

Adapun, peringkat tersebut dapat dinaikkan jika MYOR mampu memperkuat posisinya di pasar domestik dan internasional di tengah kondisi persaingan yang ketat, dengan tetap mempertahankan profil keuangan yang konservatif dan marjin profitabilitas yang stabil.

Sebaliknya, peringkat dapat diturunkan jika perusahaan melakukan ekspansi secara agresif dan membiayainya dengan utang yang jauh lebih besar dari yang diproyeksikan, tanpa dikompensasi oleh kinerja bisnis yang lebih kuat.

“Kami juga dapat menurunkan peringkat akibat kondisi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan dapat menyebabkan penurunan permintaan terhadap produk Mayora, menganggu operasional perusahaan dan menurunkan profitabilitas perusahaan,” sambungnya.

Untuk diketahui, produsen biskuit Roma tersebut membukukan lonjakan laba bersih 99,72 persen menjadi Rp931,39 miliar pada paruh pertama tahun ini.

Pertumbuhan signifikan tersebut terutama disumbang oleh laba kurs mata uang asing sebesar Rp605,06 miliar.

Kendati demikian, MYOR mencatatkan penurunan penjualan 10,55 persen menjadi Rp5,38 triliun dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya.

Per 31 Maret 2020, pemegang saham MYOR terdiri dari PT Unita Branindo (32,93 persen), PT Mayora Dhana Utama (26,14 persen), Jogi Hendra Atmadja (25,22 persen), dan publik (15,71 persen).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper