Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Bersinar Lagi, Dipicu Kebijakan The Fed dan Gelombang Kedua Covid-19

Harga emas kembali terkerek setelah pada pekan lalu terjerembap di bawa leval 1.700 per troy ounce. Harga emas naik seiring permintaan aset aman sejalan dengan stimulus The Fed dan kekhawatiran akan gelombang kedua Covid-19 di Amerika Serikat.
Emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk./mind.id
Emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk./mind.id

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas berjangka menguat setelah The Federal Reserve mempertahankan bunga acuan di tingkat yang rendah lebih lama. Emas juga kembali diburu setelah tanda-tanda gelombang kedua penyebaran virus corona (Covid-19) muncul di Amerika serikat.

Harga emas terangkat setelah Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan pihaknya akan mengerahkan seluruh instrumen yang ada untuk membantu pemulihan perekonomian. The Fed juga berkomitmen untuk tetap melakukan pembelian surat utang guna membantu penyaluran kredit ke sektor riil.

Sementara itu, lonjakan kasus baru Covid-19 mulai melanda sejumlah negara bagian di AS, antara lain Texas, Florida, dan California. Jumlah infeksi di tiga wilayah itu meningkat saat jumlah kasus secara nasional naik di bawah 1 persen.

Harga emas Comex untuk pengiriman Agustus 2020 naik 1,1 persen ke level 1.739 dolar AS per troy ounce pada penutupan perdagangan di New York. Level tersebut merupakan banderol tertinggi dalam seminggu terakhir.

"Tidak ada cerita yang lebih baik soal harga emas lebih dari apa yang disampaikan The Fed kemarin," ujar Kepala Riset Pasar Global Gan Capital Group LLC, dikutip dari Bloomberg, Jumat (12/6/2020).

Dia menekankan, langkah yang diambil The Fed merupakan stimulus moneter yang sangat massif. Kondisi seperti itulah yang membuat harga emas terdongkrak.

Harga emas sebetulnya sempat amblas pada Maret 2020 lalu, bersamaan dengan kejatuhan bursa saham. Saat itu, investor melepas kepemilikan emas untuk mendapatkan dana tunai. Dana segar itu dipakai untuk menutupi kerugian di pasar saham.

Direktur RBC Wealth Management George Gero mengatakan saat ini harga emas muskil untuk kembali terjun bebas. Dia menekankan, di saat perekonomian berjalan lambat dan diperkirakan berlangsung bertahun-tahun, memiliki emas adalah pilihan terbaik.

Sementara itu, Kepala Komoditas dan Mata Uang Asia Pasifik UBS Group AG Dominic Schnider menyebut harga emas berpeluang menyentuh level 1.800 per dolar AS jika prospek perekonomian masih suram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper