Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terkoreksi 0,65 Persen, Ini yang Bikin Nilai Tukar Rupiah Melemah

Pelemahan rupiah pada hari ini dinilai disebabkan oleh sentimen eksternal dari perkembangan spekulasi terkait pengumuman The Fed di Amerika Serikat pada hari ini.
Karyawati menunjukan uang Rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menunjukan uang Rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah ditutup melemah 0,65 persen pada penutupan perdagangan hari ini ke level Rp13.980 per dolar AS. Tren ini diperkirakan akan berlanjut hingga besok, Kamis (11/6/2020).

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (10/6/2020), rupiah ditutup melemah 90 poin ke level Rp13.980 per dolar AS, dari penutupan sebelumnya di level Rp13.890 per dolar AS.

“Dalam perdagangan besok, rupiah kemungkinan masih akan bergejolak walaupun dibuka melemah tetapi ditutup kemungkinan menguat. Perkirakaan di rentang Rp13.895—Rp14.100 per dolar AS,” katanya melalui keterangan resmi, Rabu (10/6/2020).

Dia mengatakan bahwa pelemahan rupiah pada hari ini disebabkan oleh sentimen eksternal yang bersumber dari perkembangan spekulasi terkait pengumuman The Fed di Amerika Serikat pada hari ini.

Menurutnya, spekulasi berkembang bahwa bank sentral AS kemungkinan akan mengadopsi target hasil pada obligasi, atau beberapa tindakan lain untuk mengaitkan hasil jangka panjang.

Para gubernur bank sentral AS pada hari ini juga akan mempublikasikan proyeksi ekonomi pertama mereka sejak pandemi coronavirus menjerumuskan negara ke arah resesi. Pasar memperkirakan akan terjadi penurunan produksi tahun ini dan suku bunga mendekati nol untuk beberapa tahun ke depan.

Di sisi lain, pasar mengkhawatirkan kelanjutan pembicaraan perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa. Inggris tetap berkukuh akan keluar dari Uni Eropa pada akhir tahun ini sesuai hasil referendum, walaupun terjadi pelemahan ekonomi di Eropa dan Inggris akibat pandemi Covid-19.

Ketua negosiator Brexit Uni Eropa Michel Barnier, lanjutnya, dijadwalkan untuk berbicara pada hari ini. Hasil pertemuan inilah yang ditunggu oleh pasar untuk menentukan apakah kesepakatan yang dicapai akan memberi dampak negatif atau positif untuk kawasan Eropa maupun global.

Faktor eksternal lainnya juga datang dari proyeksi Bank Dunia yang mengatakan bahwa ekonomi dunia masuk resesi pada tahun ini. Kegiatan ekonomi internasional akan menyusut 5,2 persen tahun ini, resesi terdalam sejak Perang Dunia II.

Dalam laporan lainnya, Ekonomi AS diprediksi minus 6,1 persen, sementara kawasan Eropa minus 9,1 persen. Sementara itu, ekonomi Jepang akan menyusut 6,1 persen.

“Dengan demikian, Bank Dunia memperkirakan akan ada kemungkinan paling buruk, yakni kontraksi ekonomi global hingga 8 persen pada 2020. Pada tahun depan ekonomi juga diprediksi akan sedikit membaik dan tumbuh 1 persen,” jelasnya.

Dari dalam negeri, sentimen negatif terhadap rupiah berasal dari angka penyebaran Covid-19. Hari ini, terjadi penambahan kasus positif yang mencapai rekor harian, 1.043 orang.

Namun demikian, dia mengharapkan hal ini tidak membuat pemerintah mengurungkan niat untuk menerapkan kenormalan baru di Indonesia. Pasalnya, hal ini akan membuat prospek ekonomi tambah suram.

“Oleh karena itu, wajar kalau pelaku pasar agak takut dan cemas. Kekhawatiran tersebut bisa terlihat dari keluarnya arus modal asing dari pasar keuangan dalam negeri,” ujarnya.

Disamping itu, sentimen dalam negeri juga datang dari keputusan Bank Indonesia yang melakukan intervensi di pasar valas, obligasi dan surat utang negara (SUN),  diperdagangkan DNDF guna menjaga stabilitas mata uang rupiah.

Hal ini, lanjutnya, diharapkan dapat membendung sentimen negatif dari proyeksi Bank Dunia yang meramalkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan mengalami stagnasi akibat dampak pandemi virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper