Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Melemah Tunggu Putusan The Fed, Dow Jones Koreksi

Bursa saham Amerika Serikat bergerak variatif pada awal perdagangan hari ini, Rabu (10/6/2020), saat investor menantikan pernyataan kebijakan moneter Federal Reserve.
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat bergerak variatif pada awal perdagangan hari ini, Rabu (10/6/2020), saat investor menantikan pernyataan kebijakan moneter Federal Reserve.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks saham acuan S&P 500 turun 0,13 persen atau 4,12 poin ke level 3.203,06 pada pukul 08.51 pagi waktu New York.

Sejalan dengan S&P 500, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,65 persen atau 177,28 poin ke posisi 27.095,02. Meski demikian, indeks Nasdaq Composite mampu naik 0,65 persen atau 64,89 poin ke level 10.018,64.

Nasdaq bergerak menuju rekor level penutupan terbarunya seiring dengan penguatan saham Apple Inc. dan Advanced Micro Devices Inc.

Di sisi lain, saham Starbucks Corp. turun setelah menyatakan bahwa pandemi virus corona (Covid-19) akan mengurangi penjualan kuartal ini sebesar US$3,2 miliar.

Sementara itu, imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun turun menjadi 0,79 persen seiring dengan berlanjutnya pelemahan dolar AS. Bloomberg Dollar Spot Index melemah 0,4 persen dan telah turun lebih dari 2 persen sepanjang Juni.

Saham Amerika telah menguat lebih dari 40 persen dari posisi terendah pada Maret karena langkah pembelian aset bank sentral dan stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya memicu permintaan untuk aset berisiko.

Dalam pertemuan yang berakhir Rabu (10/6) waktu setempat atau Kamis (11/6) dini hari WIB, The Fed diantisipasi akan mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran level nol persen.

Namun, investor pada umumnya akan mencari tahu apakah bank sentral AS ini berkomitmen untuk terus mendukung perekonomian saat pulih dari pandemi virus corona.

“Saham dapat menjadi penerima manfaat utama stimulus ekonomi bernilai triliunan dolar dari The Fed,” ujar Kepala Strategi Ekuitas di Bank of America Corp. Savita Subramanian.

Namun, bahayanya bagi investor dan bank sentral adalah setiap komplikasi dalam pemulihan ekonomi dapat menyebabkan penguatan pasar berbalik dengan cepat, pada saat ada lebih sedikit ruang untuk dukungan tambahan, mengingat ruang lingkup apa yang sudah dikerahkan.

Melalui laporannya, Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan terkontraksi hingga 6 persen pada 2020 akibat pandemi Covid-19.

Sementara itu, spesialis penyakit menular AS Anthony Fauci menyebut Covid-19 sebagai mimpi terburuknya dan memperingatkan bahwa wabah virus mematikan ini masih jauh dari kata usai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper