Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Properti Ini Bakal Coba Sediakan Unit Tapera, Asal...

Program Tapera diperkirakan baru dapat berpengaruh bagi perusahaan properti dalam jangka panjang
Metland Transyogi, salah satu proyek besutan PT Metropolitan Land Tbk./metlandtransyogi.com
Metland Transyogi, salah satu proyek besutan PT Metropolitan Land Tbk./metlandtransyogi.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Metropolitan Land Tbk. menilai program tabungan perumahan rakyat (Tapera) belum akan berpengaruh dalam jangka waktu dekat.

Direktur Keuangan Metropolitan Land Olivia Surodjo mengatakan belum mengetahui persis skema yang akan ditawarkan oleh program tersebut. Menurutnya belum ada kepastian dana tabungan akan dipakai sebagai uang muka atau bahkan tipe rumah nantinya.

Selain itu, menurutnya program itu baru dapat berpengaruh bagi perusahaan properti dalam jangka panjang. “Tapera ini awalnya untuk PNS, sedangkan bagi pegawai BUMN dan swasta masih lama jadi belum bisa di lihat efeknya jgdalam waktu dekat,” katanya kepada Bisnis pada Selasa (9/6/2020).

Olivia juga masih menunggu kriteria rumah seperti apa dengan kisaran harga tertentu yang bakal dijadikan tapera. Pasalnya, bila pungutan itu stabil akan dapat membantu penjualan properti para pengembang.

Sebagaimana diketahui, residensial yang dibangun oleh emiten berkode saham MTLA itu masuk dalam kelas menengah dan menengah atas. Pasalnya satu unit bisa dibanderol lebih dari Rp1 miliar. Olivia pun mengakui saat ini perseroan belum memiliki lahan yang cocok untuk program itu.

“Tapi tidak menutup kemungkinan kalau memang oke suatu hari kami bisa menyediakannya kalau memang kami anggap oke dan kami bisa mendapatkan lahan yang cocok untuk itu,” katanya.

Adapun pada tahun ini perseroan mengalokasikan dana sebesar Rp130 miliar untuk menambah kepemilikan lahan. Berdasarkan data perseroan, sisa lahan yang tersisa di The Riviera Jakarta sekitar 15 hektare dengan harga per unit Rp2,5 miliar–Rp6,1 miliar.

Sementara itu, Metland Cileungsi tersisa 19 hektare dengan harga per unit Rp350 juta–Rp850 juta. Lalu, Metland Cibitung tersisa 186 hektare dengan harga Rp425 juta–Rp835 juta per unit.

Olivia menambahkan pada Semester II/2020 nanti kemungkinan penjualan properti akan kembali setelah ekonomi pulih. Adapun selama masa pembatasan, MTLA menutup 2 mall di Bekasi dan Cilengsi serta 3 hotel di Bekasi, Cirebon dan Bali.

Dengan begitu, MTLA memperkirakan bakal ada koreksi pendapatan dan laba bersih kurang dari 25 persen sampai dengan kuartal I/2020.

“Semester II/2020 akan lebih baik dari semester 1 tapi tidak akan langsung pulih juga,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper