Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Bank dan Konstruksi Pelat Merah Diprediksi Melaju Kencang

Saham perbankan dan konstruksi diperkirakan akan memulai pemulihan kinerja lebih cepat karena sejumlah proyek strategis nasional (PSN) harus tetap berjalan.
Karyawati beraktivitas di sekitar grafik pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (4/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di sekitar grafik pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (4/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com,JAKARTA — Emiten badan usaha milik negara sektor perbankan dan konstruksi diprediksi akan memimpin pemulihan kinerja fundamental dan laju saham keluarga pelat merah setelah pandemi Covid-19 berlalu. 

Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) menyebut mayoritas kinerja emiten akan terdampak penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada kuartal II/2020. Dampak terutama diperkirakan akan terasa di sektor konstruksi, manufaktur, perhotelan, dan perminyakan.

AEI memproyeksikan perbaikan kinerja akan dimulai pada kuartal IV/2020. Sektor badan usaha milik negara (BUMN) diprediksi akan bangkit lebih dulu karena sejumlah proyek strategis nasional (PSN) harus tetap berjalan.

Tekanan kinerja keuangan akibat penyebaran pandemi Covid-19 telah berimbas terhadap laju saham emiten BUMN di pasar modal. Hal itu tercermin dari pergerakan indeks IDX BUMN20 yang sudah amblas 29,48 persen secara year to date (ytd) atau hingga akhir, Jumat (5/6/2020).

Koreksi indeks yang beranggotakan 20 emiten BUMN, badan usaha milik daerah (BUMD), dan afiliasinya itu lebih dalam dari IHSG yang mengalami penurunan 21,46 (year to date). Kendati demikian, pergerakan saham sejumlah penghuni IDX BUMN20 mulai merekah dalam sebulan terakhir.

Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali memprediksi emiten BUMN sektor perbankan akan pulih lebih awal dari dampak pandemi Covid-19. Selanjutnya, ketika pandemi berlalu, sektor konstruksi kemungkinan besar akan menyusul.

“Pembangunan di tanah air masih akan terus berlangsung sedangkan BUMN lainnya sifatnya mendukung,” jelasnya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Untuk rekomendasi jangka panjang, Frederik menilai emiten berkapitalisasi jumbo atau big caps saat ini menjadi pilihan terbaik karena likuiditas tinggi. Apabila sentimen Covid-19 secara global pulih, arus dana akan berinvestasi di saham big caps terlebih dahulu.

Dari keluarga pelat merah, dia mengatakan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) masih menarik untuk dikoleksi. Pasalnya, penggunaan meningkat sejak pandemi dan masih akan bertahan meski PSBB sudah dilonggarkan.

“Sekarang semua bisnis sadar akan pentingnya sistem informasi dan komunikasi yang baik,” tuturnya.

Di lain pihak, Direktur CSA Institute Aria Santoso mengatakan emiten BUMN sektor keuangan pulih lebih awal dibandingkan dengan sektor lainnya. Hal itu tercermin dari pergerakan saham perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Perputaran bisnis dan likuiditas banyak berasal dari perbankan. IHSG terdorong dengan beberapa perbankan BUMN dan swasta dengan bobot yang cukup besar juga sektor konsumsi,” jelasnya.

Aria mengungkapkan investor dapat mencicil beli saham yang sudah murah seperti PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP), dan BBTN. Menurutnya, harga saham emiten-emiten itu akan kembali mengejar nilai wajar di posisi yang lebih tinggi dari saat ini setelah aktivitas kembali berjalan normal.

“Masih banyak proyek pembangunan dengan anggaran dengan besaran triliunan rupiah yang akan digarap oleh BUMN karya di akhir 2020,” imbuhnya.

Berdasarkan data Bloomberg, masih terdapat sekitar 11 penghuni IDX BUMN 20 dengan price earning ratio (PER) di bawah 10 kali. Valuasi PER terendah dimiliki oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) yang diperdagangkan di level 3,69 kali.

Adapun, BMRI dan BBNI juga tengah diperdagangkan dengan PER di bawah 10 kali. Dua perbankan pelat merah itu memiliki valuasi PER masing-masing 8,23 kali dan 5,09 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper