Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-gara Corona, Chandra Asri (TPIA) Undur Target Pemilihan Investor Proyek CAP II

Proyek CAP II merupakan pengembangan pabrik baru milik Chandra Asri yang akan dibangun di Cilegon seluas 200 hektare. Proyek ini membutuhkan investasi hingga US$5 miliar.
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan pabrik Polyethylene (PE) baru berkapasitas 400.000 ton per tahun di kompleks petrokimia terpadu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), Cilegon, Banten, Selasa, (18/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan pabrik Polyethylene (PE) baru berkapasitas 400.000 ton per tahun di kompleks petrokimia terpadu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), Cilegon, Banten, Selasa, (18/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten petrokimia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. menunda target pemilihan investor (Final Investment Decision) atau FID proyek Chandra Asri Perkasa II (CAP II) dari jadwal semula seiring dengan penyebaran wabah virus corona (Covid-19)..

Direktur Chandra Asri Petrochemical Suryandi mengatakan bahwa target penyelesaian pemilihan investor strategis atau FID proyek CAP II terpaksa diundur seiring dengan pandemi Covid-19 yang menjadi kendala terbesar.

“Yang tadinya FID CAP II ditargetkan selesai pada 2021, kini harus diundur menjadi setidaknya pada 2022,” ujar Suryandi saat media briefing, Jumat (5/6/2020).

Kendati mundur dari rencana awal, Suryandi pun menegaskan bahwa proses negosiasi masih akan tetap berjalan dan perseroan akan terus menyikapi tantangan ini dengan baik sehingga pengembangan CAP II akan tetap berjalan dengan baik.

Untuk diketahui, proyek tersebut merupakan pengembangan pabrik baru milik emiten berkode saham TPIA itu yang akan dibangun di Cilegon di atas lahan seluas 200 hektare. Per Mei 2020, pembebasan lahan telah mencapai 90 persen.

Adapun, proyek CAP II membutuhkan investasi hingga US$5 miliar atau setara dengan Rp69,39 triliun (asumsi kurs Rp13.878 per dolar AS).

Perseroan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini sebesar US$430 juta dengan rincian, sebesar US$330 juta akan digunakan untuk melanjutkan proyek pembangunan pabrik CAP II.

Sisanya akan digunakan untuk pengembangan lanjutan proyek pabrik MTBE dan Butene-1 serta proyek Enclosed Ground Flare (EGF).

Namun, dengan adanya penyesuaian target FID, Suryandi menjelaskan bahwa realisasi capex yang dianggarkan tahun ini hanya akan dilaksanakan sebesar US$135 juta.

Per 31 Maret 2020, perseroan telah menyerap capex sebesar 46,2 juta untuk digunakan sebagai pengembangan proyek MTBE dan Butene-1 yang akan rampung awal Juli 2020 serta proyek EGF yang akan selesai pada kuartal IV/2020.

Di sisi lain, perseroan masih menunggu waktu yang tepat untuk melaksanakan aksi rights issue sebagai salah satu strategi perseroan mencari dana segar untuk membangun proyek CAP II.

Untuk diketahui, emiten entitas anak usaha PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) itu akan akan melepas sebanyak-banyaknya 7,1 miliar saham melalui aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue.

Adapun, pada penutupan perdagangan Jumat (5/6/2020) saham TPIA parkir di level Rp7.175 per saham. Apabila rights issue dilaksanakan dengan asumsi harga tersebut, maka TPIA berpotensi menggalang dana jumbo hingga Rp50,94 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper