Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adhi Karya (ADHI) Hanya Bagikan Dividen 10 Persen dari Laba, Kenapa?

Emiten berkode saham ADHI tersebut memperoleh laba bersih sebesar Rp663,8 miliar pada tahun lalu. Sebesar 10 persen atau Rp66,4 miliar akan dibagikan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham.
Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk Budi Harto didampingi direksi lainnya memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan, usai rapat umum pemegang saham tahunan, di Jakarta, Kamis (9/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk Budi Harto didampingi direksi lainnya memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan, usai rapat umum pemegang saham tahunan, di Jakarta, Kamis (9/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Adhi Karya (Persero) Tbk. akan membagikan dividen tunai sebesar Rp66,4 miliar kepada para pemegang saham atas laba yang diperoleh pada 2019.

Emiten berkode saham ADHI tersebut memperoleh laba bersih sebesar Rp663,8 miliar pada tahun lalu. Sebesar 10 persen atau Rp66,4 miliar akan dibagikan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham.

Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi menjelaskan rasio pembayaran dividen sebesar 10 persen tersebut lebih rendah dari rasio pada tahun lalu yang mencapai 20 persen.

Keputusan ini diambil mempertimbangkan kebutuhan likuditas perseroan. Hal ini juga dilakukan untuk mengantisipasi dampak dari pandemi Covid-19 yang membuat banyaknya pengerjaan proyek tertunda.

“Kenapa dividen hanya 10 persen, atau lebih kecil, ini memang pertimbangan kami salah satunya kebutuhan kami baik untuk modal kerja maupun untuk kepentingan normal investasi, disamping juga untuk kebutuhan-kebutuhan operasi,” jelasnya selepas Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), di Jakarta, Kamis (4/6/2020).

Dia menjelaskan dalam situasi pandemi saat ini, sejumlah proyek mengalami penundaan. Hal ini disebabkan oleh kondisi owner proyek atau pemberi kerja yang turut mengalami kesulitan akibat dampak Covid-19 .

Dia menjelaskan perseroan masih terus memantau perkembangan situasi pandemi dan dampaknya terhadap operasional perseroan. Namun, diperkirakan akan ada penundaan realisasi terhadap sejumlah proyek investasi.

Secara umum, dampak Covid-19 juga diperkirakan akan mengubah proyeksi dan target perseroan pada tahun ini. Dia menyatakan target pada awal tahun perlu diubah karena banyak asumsi yang berubah karena pandemi.

Sebelumnya, perseroan menargetkan pendapatan usaha pada tahun ini sebesar Rp22,7 triliun. Adapun, laba bersih ditargetkan mencapai Rp704 miliar. Dia menjelaskan target tersebut masih didasarkan pada optimisme pertumbuhan tinggi pasca Pemilu 2019.

“Asumsi-asumsi pada saat perencanaan mungkin lebih hijau lah, tapi yang terjadi di luar dugaan adalah wabah, dan ini bukan terjadi hanya di indonesia tapi di seluruh dunia, tentu juga memengaruhi kondisi perkeonomian dan pembiayaan, kami sedang menyusun kembali rencana-rencana ini,” jelasnya.

Selain mengurangi pembagian dividen, perseroan juga akan berupaya menjaga likuiditas lewat Penerbitan Obligasi Tahap III tahun 2020 dengan nilai sebanyak-banyaknya sebesar Rp5 triliun. Penerbitan akan dilakukan secara bertahap sepanjang 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper