Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jubir Presiden Terpental dari Kursi Komisaris Utama Adhi Karya (ADHI)

Ada 9 agenda yang menjadi pembahasan. Salah satunya agenda terakhir yaitu pergantian jajaran direksi. Juru Bicara Presiden Joko Widodo, M. Fadjroel Rachman tidak lagi menjabat sebagai komisaris utama.
Pekerja beraktivitas di proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja beraktivitas di proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2019 PT Adhi Karya (Persero) Tbk. yang dilaksanakan pada hari ini memutuskan adanya perubahan direksi dan komisaris perseroan.

Pada susunan direksi, pemegang saham memutuskan untuk mendepak Budi Harto dari posisi Direktur Utama dan Budi Saddewo Soediro dari kursi Direktur Operasi 1.

Posisi Direktur Utama kini diserahkan kepada Entus Asnawi Mukhson yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan. Sementara itu, Posisi Budi digantikan oleh Suko Widigdo.

Entus menjelaskan posisi Direktur Keuangan yang ditinggalkannya kini diisi oleh Agung Darmawan. Sebelumnya, Agung merupakan Head of Consumer and Retail PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Sementara itu, Suko Widigdo yang menjadi Direktur Operasional 1 sebelumnya berposisi sebagai General Manager Dept. Infrastruktur Adhi Karya.

“Sehingga dengan masih dominannya dari internal,” kata Entus selepas RUPST, Kamis (4/6/2020).

Sementara itu, dari susunan Komisaris, nama Fadroel Rachman didepak dari kursi Komisaris Utama. Pria yang menjabat sebagai Juru Bicara Presiden Republik Indonesia ini digantikan oleh Purnawirawan TNI Dodi Usogo Hargo.

Selain itu, terdapat tiga nama komisaris baru lainnya, yakni Yustinus Prastowo, Cahyo R. Muhzar, dan Widiarto. Ketiganya menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh Bobby A. A. Nazief, Wicipto Setiadi, dan Rido Ananda Anwar.

Berikut susunan lengkap Komisaris dan Direksi Adhi Karya:

Dewan Komisaris:
Dodi Usoho Hargo (Komisaris Utama)
Cahyo R. Muzhar (Komisaris)
Yustinus Prastowo (Komisaris)
Widiarto (Komisaris)
Hironimus Hilapok (Komisaris Independen)
Abdul Muni (Komisaris Independen)

Direksi:
Entus Asnawi Mukhson (Direktur Utama)-
Suko Widigdo (Direktur Operasi 1)
Pundjung Setya Brata (Direktur Operasi 2)
A.A G. Agung Darmawan (Direktur Keuangan)
Agus Karianto (Direktur SDM)
Partha Sarathi (Direktur Quality, Health, Safety and Environment dan Pengembangan)

Berikut Jajaran Pengurus Lama ADHI:
Dewan Komisaris:
M. Fadjroel Rachman (Komisaris Utama)
Bobby A.A. Nazief (Komisaris)
Wicipto Setiadi (Komisaris)
Rildo Ananda Anwar (Komisaris)
Hironimus Hilapok (Komisaris Independen)
Abdul Muni (Komisaris Independen)

Direksi:
Budi Harto (Direktur Utama)
Budi Saddewa Soediro (Direktur Operasi 1)
Pundjung Setya Brata (Direktur Operasi 2)
Entus Asnawi Mukhson (Direktur Keuangan)
Agus Karianto (Direktur SDM)
Partha Sarathi (Direktur Quality, Health, Safety and Environment dan Pengembangan)

Dalam siaran resmi, Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi menjelaskan, dalam situasi pandemi saat ini, sejumlah proyek mengalami penundaan. Hal ini disebabkan oleh kondisi owner proyek atau pemberi kerja yang turut mengalami kesulitan akibat dampak Covid-19 .

Dia menjelaskan perseroan masih terus memantau perkembangan situasi pandemi dan dampaknya terhadap operasional perseroan. Namun, diperkirakan akan ada penundaan realisasi terhadap sejumlah proyek investasi.

Secara umum, dampak Covid-19 juga diperkirakan akan mengubah proyeksi dan target perseroan pada tahun ini. Dia menyatakan target pada awal tahun perlu diubah karena banyak asumsi yang berubah karena pandemi.

Sebelumnya, perseroan menargetkan pendapatan usaha pada tahun ini sebesar Rp22,7 triliun. Adapun, laba bersih ditargetkan mencapai Rp704 miliar. Dia menjelaskan target tersebut masih didasarkan pada optimisme pertumbuhan tinggi pascapemilu 2019.

“Asumsi-asumsi pada saat perencanaan mungkin lebih hijau lah, tapi yang terjadi di luar dugaan adalah wabah, dan ini bukan terjadi hanya di indonesia tapi di seluruh dunia, tentu juga memengaruhi kondisi perkeonomian dan pembiayaan, kami sedang menyusun kembali rencana-rencana ini,” jelasnya.

Selain mengurangi pembagian dividen, perseroan juga akan berupaya menjaga likuiditas lewat Penerbitan Obligasi Tahap III tahun 2020 dengan nilai sebanyak-banyaknya sebesar Rp5 triliun. Penerbitan akan dilakukan secara bertahap sepanjang 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper