Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak WTI Tembus US$36, Waspada AS Pacu Produksi!

Pada perdagangan Rabu (3/6/2020) pukul 05.00 WIB, harga minyak WTI kontrak Juli 2020 naik 3,87 persen menjadi US$36,81 per barel. Adapun, minyak Brent kontrak Agustus 2020 meningkat 3,29 persen menuju US$39,58 per barel.
Tanker pengangkut minyak./Bloomberg
Tanker pengangkut minyak./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak memanas di tengah rencana perpanjangan pembatasan produksi antara OPEC dan sekutunya (OPEC+). Namun, di sisi lain penguatan harga dapat memicu Amerika Serikat menggenjot produksi minyak shale.

Pada perdagangan Rabu (3/6/2020) pukul 05.00 WIB, harga minyak WTI kontrak Juli 2020 naik 3,87 persen menjadi US$36,81 per barel. Adapun, minyak Brent kontrak Agustus 2020 meningkat 3,29 persen menuju US$39,58 per barel.

Satu delegasi OPEC menyebutkan perpanjangan pembatasan produksi akan berlangsung selama 1-3 bulan. Pertemuan virtual akan fokus membahas proposal Arab Saudi dan sekutu-sekutu OPEC.

Namun demikian, peningkatan harga turut menimbulkan kekhawatiran AS akan memacu produksi. Bila hal itu terjadi, Rusia bisa mangkir dari perjanjian bersama OPEC dan ikut memacu produksi.

Ancaman tersebut muncul pekan ini, ketika perusahaan migas AS, Parsley Energy Inc. mengakatakan akan mengaktifkan kemblai sumur minyak setelah menutupnya beberapa minggu. Sentimen ini mengindikasikan produsen minyak shale tengah bersiap memacu operasi.

"Jika semua orang memutuskan menghidupkan kembali produksi dan membiarkan pasokan ke pasar, maka ada 1,5 juta - 2 juta barel per hari tambahan minyak yang perlu diserap pasar," papar Stewart Glickman, analis energi di CFRA Research.

Pada hari Selasa, anggota OPEC masih memperdebatkan kapan harus mengadakan pertemuan berikutnya, dengan latar belakang permintaan yang masih tidak pasti. Untuk saat ini, Rusia dan beberapa negara OPEC + lainnya mengatakan mendukung perpanjangan pemangkasan produksi saat ini sebulan.

Tidak jelas apakah perpanjangan pemangkasan produksi satu bulan sudah cukup untuk Arab Saudi - produsen terbesar di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak - meskipun proposal tersebut sesuai usulan Saudi sendiri untuk perpanjangan satu hingga tiga bulan.

"Ini akan menjadi pertanyaan tentang berapa banyak kenaikan harga yang Anda inginkan dengan risiko kembalinya minyak shale AS?" kata Olivier Jakob, direktur pelaksana Petromatrix GmbH.

American Petroleum Institute melaporkan bahwa pasokan di Cushing, Oklahoma, turun 2,2 juta barel pekan lalu. Itu akan menandai penurunan mingguan keempat beruntun jika data pemerintah AS mengkonfirmasi stok mingguan pada hari Rabu. Stok minyak mentah AS turun 483.000 barel, menurut laporan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper