Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saratoga Investama Sedaya (SRTG) Fokus Tiga Bidang Usaha

Investasi emiten berkode saham SRTG itu bersifat strategis dan jangka panjang. Hal itu tercermin dari hasil kinerja yang baik dari portofolio perseroan.
Kegiatan pertambangan batu bara di wilayah operasional PT Adaro Energy Tbk./adaro.com
Kegiatan pertambangan batu bara di wilayah operasional PT Adaro Energy Tbk./adaro.com

Bisnis.com, JAKARTA — PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. akan terus melihat peluang investasi dan terus berfokus kepada tiga bidang usaha yakni konsumen, infrastruktur, dan sumber daya alam.

Saratoga Investama Sedaya melaporkan kerugian Rp6,01 triliun pada kuartal I/2020. Realisasi itu berbanding terbalik dari keuntungan Rp1,12 triliun periode yang sama tahun lalu.

Catharina Latjuba, Head of Corporate Communications & CSR Saratoga Investama Sedaya menjelaskan bahwa laporan keuangan perseroan menerapkan nilai wajar atas nilai investasi yang dilakukan. Dengan demikian, adanya penurunan ataupun kenaikan harga saham dari investasi portofolio akan berpengaruh langsung.

“Penurunan ataupun kenaikan harga saham dari investasi portfolio Saratoga akan berpengaruh langsung terhadap laporan laba rugi perusahaan dan perubahan ini belum terealisasi,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (2/6/2020).

Catharina mengatakan investasi emiten berkode saham SRTG itu bersifat strategis dan jangka panjang. Hal itu menurutnya tercermin dari hasil kinerja yang baik dari portofolio investasi perseroan.

“Selain itu, pendapatan kami juga ditentukan dari dividen yang kami terima dari perusahaan portfolio investasi kami dan nantinya merupakan deviden yang kami terima sepanjang 2020,” paparnya.

Sebagai perusahaan investasi aktif, lanjut dia, SRTG akan terus melihat peluang investasi yang ada. Menurutnya, perseroan akan fokus kepada tiga bidang usaha.

“[Fokus tiga bidang usaha] yakni konsumen, infrastruktur, dan sumber daya alam,” imbuhnya.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2020, SRTG saat ini memiliki investasi di perusahaan publik yang tersebar di sejumlah sektor. Untuk lini infrastruktur, perseroan mengempit kepemilikan di PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) dan PT Nusa Raya Cipta Tbk. (NRCA).

Di sektor sumber daya alam, SRTG memiliki saham PT Adaro Energy Tbk. (ADRO), PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), dan PT Provident Agro Tbk. (PALM). Adapun, perseroan juga memiliki portofolio di perusahaan produk konsumen yakni PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) dan PT Aneka Gas Industri Tbk. (AGII).

SRTG melaporkan total aset perseroan mengalami penurunan 21 persen atau sebesar 21 persen atau sekitar Rp5,71 triliun pada kuartal I/2020. Kondisi itu disebabkan oleh pergerakan nilai wajar atau fair value harga saham untuk perusahaan publik portofolio perseroan pada 31 Maret 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Perseroan melaporkan beberapa kepemilikan saham yang mengalami penurunan signifikan yakni ADRO Rp2,75 triliun dan TBIG Rp2,12 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper