Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rumor Berlanjutnya Negosiasi Brexit, Nilai Tukar Pound Sterling Terus Menguat

Kabar akan segera dihelatnya negosiasi Brexit, yang dihembuskan media-media lokal Inggris, bikin nilai tukar pound sterling mengalami penguatan terhadap sejumlah mata uang asing lain.
Ilustrasi-Mata uang Poundsterling dan Euro/Reuters
Ilustrasi-Mata uang Poundsterling dan Euro/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar mata uang Inggris, pound sterling terhadap dolar AS kembali mengalami penguatan sebesar 0,7 persen pada Selasa (2/6/2020). Seperti diwartakan Bloomberg, kenaikan ini utamanya dipicu oleh kabar yang menyebutkan kemungkinan pembicaraan Brexit kembali dilakukan Inggris dan Uni Eropa pekan ini.

Peningkatan ini terjadi beruntun setelah pada Senin (1/6) kemarin poundsterling juga sempat menguat 1 persen. Fenomena tersebut seolah menjadi titik balik lantaran sepanjang bulan Mei mata uang ini cenderung mengalami penurunan nilai tukar terhadap dolar AS dan euro.

Kabar akan adanya pembicaraan Brexit pertama kali diwartakan oleh surat kabar asal London, The Times, edisi Selasa (2/6) hari ini. Bila tidak memungkinkan pada pekan ini, The Times menyebut kepala negosiator Uni Eropa Michael Barnier telah membahas agenda pertemuan satu atau dua pekan ke depan dengan pewakilan Inggris.

Di sisi lain, kepala negosiator Inggris David Frost belakangan juga tampak menunjukkan sinyal akan ambisi Inggris kembali bernegosiasi. Kendati sedang didera pandemi Covid-19, pemerintahan Boris Johnson masih meyakini perkara Brexit harus ditindak lanjuti dalam waktu dekat.

Inggris dan UE sebelumnya telah menyepakati negosiasi akan dihelat sampai selambat-lambatnya pengujung 2020. Namun, dengan kondisi sebagian besar dunia tengah berhadapan dengan Covid-19, bukan tak mungkin pihak Inggris akan mengajukan permohonan pengunduran tenggat.

Mengacu data Johns Hopkins University, sejauh ini jumlah kasus positif corona di Negeri Ratu Elizabeth sudah melampaui 276.000. Dari angka tersebut, 39.045 orang di antaranya telah dinyatakan meninggal.

Adapun secara global, Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 6,06 juta orang dan merenggut tak kurang dari 371.000 nyawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper