Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Melonjak 2,47 Persen, Saham BBRI dan BBCA Paling Diburu Asing

Indeks terpantau langsung melesat begitu pasar dibuka. Hingga penutupan sesi I, indeks menguat 2,47 persen ke level 4.871,23. Adapun, dari seluruh saham yang diperdagangkan sebanyak 230 saham menghijau, 149 stagnan, dan hanya 158 saham yang melemah.
Pengunjung berada di dekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/7/2020). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung berada di dekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/7/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 2,47 persen atau 117,62 poin pada sesi I perdagangan hari ini, Selasa (2/6/2020).

Indeks terpantau langsung melesat begitu pasar dibuka. Hingga penutupan sesi I, indeks menguat 2,47 persen ke level 4.871,23. Adapun, dari seluruh saham yang diperdagangkan sebanyak 230 saham menghijau, 149 stagnan, dan hanya 158 saham yang melemah.

Nilai transaksi hingga sesi I mencapai Rp6,23 triliun dari total 455.964 kali transaksi. Kapitalisasi pasar sebesar Rp5.560,33 triliun, menguat Rp46,86 triliun dari sebelumnya Rp5.513,47 triliun.

Investor asing mencatatkan net buy Rp451,29 miliar. Ini mengurangi net sell sepanjang 2020 menjadi Rp10,68 triliun.

Saham BBRI menguat 8,47 persen atau 250 poin menjadi Rp3.200. Selanjutnya, saham emiten bank BUMN lainnya, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menanjak 5,15 persen atau 230 poin menuju Rp4.700.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga menghijau 5,68 persen atau 1.475 poin menjadi Rp27.425. Tak ketinggalan, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) naik 3,66 persen atau 140 poin menuju Rp3.970.

Saham BBRI dan BBCA menjadi saham yang paling diborong investor asing. Aksi beli bersih asing (net buy) BBRI senilai Rp404,4 miliar. Adapun, net buy BBCA juga menembus Rp100 miliar, atau mencapai Rp187 miliar. Selanjutnya, entitas Grup Astra, UNTR mencatatkan net buy Rp22,7 miliar.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan penguatan IHSG di awal pekan ini menyambut pembukaan kembali atau reopening ekonomi secara bertahap, baik di dalam negeri maupun di negara-negara secara global.

Menurutnya, skenario kondisi normal yang baru membuat psikologis pelaku pasar menjadi lebih optimistis. Ini juga sekaligus memberikan sinyal bahwa pasar mulai memasuki periode rebound selama sentimen positif terus berlanjut.

“Adapun secara teknikal, IHSG sudah break pada batas atas dari Bollinger, sehingga trennya sudah sangat bullish. Bulan Juni ini IHSG diproyeksikan memiliki resistance di level 5000,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (2/6/2020)

Nafan mengatakan indeks akan banyak dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi di AS, terutama mengenai protes keras yang terjadi akibat isu rasial yakni terbunuhnya seorang warga kulit hitam bernama George Floyd.

Namun, di saat yang sama sentimen negatif dari semakin intensnya tensi antara AS dengan Tiongkok tidak meningkat. Hal ini dinilai melegakan karena isu tersebut berpengaruh terhadap isu-isu lain seperti demokratisasi Hong Kong, perselisihan Laut China Selatan, serta dinamika politik di kawasan Timur Tengah.

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat di awal pekan ini meskipun rawan aksi profit taking pada posisi akhir pekan.

“IHSG berpotensi konsolidasi menguat di pekan ini dengan support di level 4.700 sampai 4.541 dan resistan di level 4.800 sampai 4.975,” paparnya.

Menurutnya, mayoritas sentimen global masih mempengaruhi indeks yakni pelaku pasar yang masih akan mencermati ketegangan Amerika Serikat dengan China menyusul Kongres Rakyat Nasional China yang menyetujui RUU keamanan nasional untuk Hong Kong.

Pasar kemudian masih akan memperhatikan peluang Amerika Serikat mengenakan sanksi terhadap perusahaan dan pejabat China atas situasi yang terjadi di Hong Kong.

“Pernyataan Presiden USA Donald Trump mengisyaratkan tidak ada perubahan kesepakatan perdagangan dengan China meskipun tensi kedua negara meningkat menjadi sentimen positif di awal pekan,” imbuhnya.

Di sisi lain, rencana dana pemulihan zona eropa sebesar 750 miliar euro, pelonggaran pembatasan sosial di berbagai negara dan belum ada tanda-tanda gelombang ke dua Covid-19 menjadi sentimen positif pasar.

Perkembangan penelitian untuk menemukan vaksin Covid-19 juga akan selalu menjadi perhatian pelaku pasar. Sementara, rencana new normal di dalam negeri atau pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan menjadi sentimen positif bagi pasar saham Indonesia.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia William Mamudi menyampaikan IHSG (4,754) masih terus berlanjut dalam sideways market 4.400-4.700. Perhatikan market terus konsolidasi di kisaran level resistan 4.700. Level ini bisa menjadi penentu arah IHSG dalam beberapa waktu ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper