Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC+ Akan Lanjutkan Pemangkasan Produksi Minyak

Kondisi pasar minyak dunia yang cenderung netral membuat The Organization of Petroleum Exporting Countries dan beberapa negara sekutu yang tergabung dalam OPEC+ mempertimbangkan untuk memperpanjang pemangkasan produksi minyak mentah secara jangka pendek.
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi pasar minyak dunia yang cenderung netral membuat The Organization of Petroleum Exporting Countries dan beberapa negara sekutu yang tergabung dalam OPEC+ mempertimbangkan untuk memperpanjang pemangkasan produksi minyak mentah secara jangka pendek.

Berdasarkan data dari Bloomberg pada Senin (1/6/2020), harga minyak dunia terpantau stabil pada kisaran US$35 per barel. Hal ini membuat OPEC+ diperkirakan akan melanjutkan kebijakan pengurangan produksi selaa satu hingga tiga bulan kedepan. Hal ini akan dibahas dalam pertemuan yang akan dimajukan waktunya pada Kamis mendatang.

Hingga saat ini, langkah pengurangan produksi dinilai sangat efketif. Hal tersebut terbukti dari reli harga minyak dunia yang mencetak rekor, nyaris menyentuh 90 persen pada bulan lalu. Pengurangan produksi ini dilakukan guna mengimbangi penurunan permintaan akibat wabah virus corona.

Founder Vanda Insights Vandana Hari mengatakan, rencana OPEC+ untuk mempercepat pertemuan dan menyetujui perpanjangan kebijakan pengurangan produksi akan menjadi katalis positif bagi reli harga minyak dunia ke depannya.

“Pertemuan yang dipercepat akan memberikan waktu lebih bagi para anggota OPEC+ untuk mengubah batas produksinya. Ummnya, mereka memutuskan rencana pengiriman minyak untuk bulan Juli pada minggu pertama bulan Juni,” jelasnya.

Berdasarkan estimasi dari Kpler, OPEC+ yang terdiri dari 13 negara anggota dan 10 eksportir minyak telah mencapai kata sepakat pada 92 persen negara anggotanya.

Kendati harga minyak mentah mengalami kenaikan, Amerika Serikat sebagai produsen minyak terbesar dunia masih menunjukkan tanda-tanda merespon permintaan minyak. Menurut data dari Baker Hughes, jumlah pengeboran minyak di Negeri Paman Sam anjlok selama 11 pekan terakhir, terendah sejak 2009.

Sementara itu, pasar minyak ETF AS akan memulai kontrak berjangkanya pada Senin. Rencananya, minyak kontrak bulan Juli akan dijual dan kemudian AS akan membeli lebih banyak minyak kontrak berjangka bulan November dan Januari selama 10 sesi perdagangan mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper