Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Seturut Bursa Asia, Bursa Korea Naik Hampir 2 Persen

Indeks Kospi naik 1,75 persen. Hingga tahun berjalan, jumlah kapitalisasi pasar 10 emiten terbesartelah melonjak lebih dari 45 persen di tengah pandemi virus corona yang menghantam sebagian besar perekonomian dunia.
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Korea Selatan mengalami penguatan seiring dengan tren positif Bursa Asia. Pada penutupan perdagangan Senin (1/6/2020) Kospi Index naik 1,75 persen.

Dikutip dari Bloomberg, sepanjang perdagangan hari ini, Kospi bergerak di rentang 2,035.63 - 2,065.38. Indeks yang dibuka di posisi 2,037.04 tersebut cenderung menanjak dan berakhir di level 2.065,38 dengan penguatan 1,75 persen atau 35,48 poin.

Sepanjang tahun berjalan, Indeks Kospi masih melemah 6,03 persen. Setahun terakhir, harga berfluktuasi di kisaran 1.439,43 - 2.277,23.

Sepanjang tahun 2020, jumlah kapitalisasi pasar 10 emiten terbesar di Negeri Ginseng itu telah melonjak lebih dari 45 persen di tengah pandemi virus corona yang menghantam sebagian besar perekonomian dunia.

Dilansir dari Yonhap News Agency, data dari Korea Exchange menyatakan, perusahaan terbesar Korsel, Samsung dan sembilan emiten big caps lainnya mendominasi bursa dengan 44,7 persen dari keseluruhan kapitalisasi pasar yang dimiliki sebanyak 789 perusahaan terdaftar.

Angka tersebut naik 2,6 persen dari pembukaan perdagangan awal tahun 2020, dan naik 8,9 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sentimen positif kenaikan indeks di Korea Selatan turut didukung oleh kondisi serupa di pasar Asia. Sejumlah bursa di Asia yang mengalami kenaikan sebagia berikut : 

  • Indeks Topix Jepang naik 0,32 persen
  • Indeks Hang Seng Hong Kong naik 3,31 persen
  • Indeks CSI 300 China naik 2,7 persen

Kenaikan  ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump urung memberikan sanksi yang kuat kepada China karena pemberlakuan UU Keamanan yang baru di Hong Kong.

Sementara itu, pasar berjangka AS berhasil pulih dari pelemahan yang sempat terjadi. Hal tersebut seiring dengan investor yang mempertimbangkan dampak dari protes di beberapa kota di AS atas kematian George Floyd yang berpotensi meningkatkan angka kasus positif virus corona dan menghambat pemulihan ekonomi.

Eskalasi tensi antara AS dan China bulan lalu mengancam tren pemulihan pasar saham global. Meskipun penuh dengan retorika, pidato Trump tidak memiliki kebijakan terarah yang akan berdampak langsung kepada Beijing.

“Pernyataan Presiden Trump pada Jumat lalu tidak terlalu berdampak pada pasar seperti yang sebelumnya dikhawatirkan,” ujar Head of Investment Strategy di AMP Capital Investors Ltd. Sydney, Shane Oliver dikutip dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper